Headline

Kemenlu menyebut proses evakuasi WNI mulai dilakukan via jalur darat.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kaum Milenial yang Semakin Sadar Finansial

(Ten/Nur/S-3)
05/8/2019 06:40
Kaum Milenial yang Semakin Sadar Finansial
Pegawai Bank Rakyat Indonesia (BRI) Agro menunjukkan aplikasi pinjaman berplatform online 'Pinang"(ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

MILENIAL dan digital ibarat dua sisi mata uang. Kehidupan generasi kelahiran 1980 ke atas itu seakan menyatu dengan piranti teknologi seperti gawai yang memberikan kemudahan dan kecepatan.

Kemajuan di era teknologi informasi ini tidak luput dari lirikan perbankan untuk menambah nasabah yang ujung-ujungnya juga memperbesar simpanan dana pihak ketiga.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melakukan transformasi layanan konvensional menjadi digital untuk membidik lebih banyak lagi nasabah, terutama dari kalangan usia muda.

“Kami tidak fokus ke nasabah berusia 40 tahun ke atas. Kami juga menangkap generasi milenial melalui produk yang didukung teknologi digital. Misalnya, membuka rekening secara daring yang tidak makan waktu. Staf frontliner kami rata-rata berusia 24-25 tahun. Mereka yang melayani generasi milenial,” kata Direktur Jaringan dan Layanan BRI, Osbal Saragi Rumahorbo, di Kuta, Bali, Sabtu (27/7).

Dari sisi desain produk, lanjut Osbal, pihaknya juga berupaya memudahkan kaum milenial untuk melakukan transaksi keuangan. 

“Kami merancang sistem one stop solution melalui aplikasi sehingga nasabah bisa melakukan transaksi seperti membayar e-commerce dan tagihan lewat BRImo. Pembelian apa pun bisa menggunakan BRImo yang memiliki sekitar 100 fitur. Kami juga tengah merancang pinjaman untuk milenial hingga Rp100 juta lewat gadget. Intinya, kami ingin melayani milenial yang membutuhkan kecepatan dan kenyamanan dalam layanan,” ujar Osbal.

Transformasi digital itu sudah mulai menampakkan hasil. Kini, setiap pembukaan 10 rekening, lima di antaranya milik anak muda. Secara umum, nasabah masih didominasi usia 45 ke atas sekitar 47% dan milenial di kisaran 30%. “Potensi nasabah milenial naik terus. Mungkin saldo mereka tidak besar, tetapi saat mereka lulus kuliah nanti diharapkan tetap menggunakan fasilitas BRI,” ungkap Osbal.

Layanan digital ini juga akan dikembangkan di daerah pesisir dan kepulauan yang belum terjangkau sistem perbankan dengan memanfaatkan agen BRILink.

“Agen bisa membuka rekening secara daring untuk menangkap potensi milenial di sana karena mereka memiliki gadget meski tinggal di daerah terpencil dan terluar. Selama ini agen hanya tarik dan setor tunai,” tandas Osbal.

Hingga akhir Juni 2019, BRI me-rekrut sekitar 400 ribu agen di seluruh Tanah Air dengan total transaksi di atas Rp300 triliun. Kini, di masyarakat masih terdapat dana sekitar Rp460 triliun yang tidak berada dalam sistem perbankan.

Gurihnya pangsa milenial pun diungkapkan Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman, Senin (29/7), saat mengumumkan hasil penjualan savings bond retail (SBR) seri SBR007 sebesar Rp3,21 triliun. 
“Capaian penjualan SBR007 melebihi target sebesar Rp2 triliun. Jumlah investor baru yang membeli SBR007 tercatat 9.956 dan 55,05% ialah generasi milenial. Fitur SBR yang semakin mudah dan terjangkau membuat masyarakat yang mulai belajar berinvestasi memilih SBR sebagai instrumen investasi,” kata Luky. 

Menurut pengamat perbankan dari UGM, Paul Sutaryono, yang penting bagi perbankan bukan hanya memasarkan produk berbasis digital. 

“Namun bagaimana bank berani mengubah model bisnis mereka dengan memberikan pelayanan cepat. Misalnya, ke depan pelayanan nasabah tidak perlu lagi tatap muka, tetapi melalui daring agar lebih cepat. Itu berbeda dari layanan perbankan konvensional selama ini,” ujar Paul. (Ten/Nur/S-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya