Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Butuh Insentif Turunkan Harga Panel Surya

MI
29/7/2019 00:20
Butuh Insentif Turunkan Harga Panel Surya
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan(ANTARA)

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengakui harga panel surya atap sebagai komponen utama pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) masih tergolong mahal.

Hal ini terjadi karena komponen panel surya masih merupakan produk impor. Untuk harga per 1 kWp panel surya mencapai US$1.000 atau sekitar Rp14 juta dengan kurs rupiah 14.000 per dolar AS. Bila dihitung berarti untuk rumah tinggal dengan daya 2.200 watt dibutuhkan 2 kWP seharga 28 juta.

Untuk membuat harganya lebih terjangkau, perlu ada pemberian insentif kepada stakeholder dan masyarakat luas yang merupakan kewenangan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). "Untuk insentif, itu merupakan kewenangan Kemenkeu untuk mengajukan. Memang kalau kita harus tunggu 100% komponen (dalam negeri) itu tidak akan bisa," kata Jonan di Jakarta, kemarin.

Pemerintah, lanjutnya, berharap selama lima tahun ke depan penggunaan PLTS semakin marak sehingga komponen panel surya dapat dibuat mandiri oleh Indonesia guna menjangkau masyarakat luas.

"Sama dengan handphone, 30 tahun lalu masih mahal. Sekarang harganya lebih murah karena didorong oleh generasi muda. Energi bersih kelistrikan juga akan besar karena generasi muda mendorong adanya energi yang lebih bersih," tukas Jonan.

Di sisi lain, Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah memberikan sejumlah kemudahan bagi masyarakat yang menggunakan panel surya atap. Salah satunya ialah kemudahan impor-ekspor.

Apabila pengguna sedang tidak menggunakan listrik, kelebihan tenaga listriknya (excess power) akan diekspor ke PLN dengan faktor pengali 65% sehingga pelanggan bisa menggunakan deposit energi untuk mengurangi tagihan listrik bulan berikutnya.

"Selain itu, nanti akan kita sediakan teknologi hybrid. Kelebihan tenaga listrik bisa dititip di baterai di rumah sendiri atau dititip di PLN dan diambil lagi saat mau dipakai," ujar PLT DirutPLN Djoko Abumanan. (Ata/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya