Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
HARGA saham PT Garuda Indonesia (GIAA) mengalami penurunan pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, kemarin. Saham GIAA terkoreksi sebesar 6.00 poin atau 1,52% ke level 390 per saham.
Padahal, pada perdagangan sesi I saham GIAA sempat berada di level tertinggi Rp398 dan terendah Rp388. Penurunan terjadi setelah Garuda Indonesia menyajikan ulang (restatement) laporan keuangan tahun buku 2018.
Penyajian ulang ini merupakan tindak lanjut dari hasil putusan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pada penyajian ulang tersebut Garuda mencatatkan kerugian sebesar US$175 juta atau setara dengan Rp2,45 triliun. Sementara itu, dalam laporan keuangan sebelumnya, Garuda mencatatkan untung sebesar US$5 juta atau setara dengan Rp70,02 miliar, sehingga terdapat selisih sebesar US$180 juta.
Akibat selisih laporan keuangan itu, Garuda juga memutus kontrak dengan Mahata Aero Teknologi untuk penyediaan hiburan dalam penerbangan senilai US$239 juta atau Rp2,98 triliun dalam kurun waktu 15 tahun.
“Kami sudah batalkan kontrak US$239 juta termasuk Citilink dan Sriwijaya termasuk adendum-adendum seluruh kontrak Garuda, Citilink dan Sriwijaya dibatalkan,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal, Jumat (26/7).
Fuad memaparkan alasan memasukkan piutang menjadi laba di laporan keuangan 2018 karena ingin memperlihatkan kenaikan pendapatan pendukung (ancillary revenue) yang saat ini masih 5%. “Memang secara komposisi ‘ancillary revenue’ masih jauh di 5%, sementara maskapai asing sudah 10-15%,” katanya.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengakui selisih itu merupakan akibat dari transaksi dengan Mahata. Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan 10 maskapai asing siap memasuki pasar penerbangan di Indonesia. (Aiw/Ant/OL/RS/*/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved