Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PT Garuda Indonesia Tbk telah menyajikan ulang (restatement) laporan keuangannya pada 2018 lalu. Dalam penyajian ulang tersebut Garuda mencatatkan kerugian sebesar US$175 juta atau setara dengan Rp2,45 triliun.
Padahal dalam laporan keuangan sebelumnya, Garuda mencatatkan untung sebesar US$5 juta atau setara dengan Rp70,02 miliar.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengakui selisih tersebut merupakan akibat dari transaksi dengan PT Mahata Aero Teknologi.
"(Perbedaan laporan keuangan) ya karena transaksi dengan Mahata itu," kata Gatot saat ditemui Media Indonesia di kantornya, Jumat (26/7).
Baca juga: Laporan Keuangan Garuda Direvisi Rugi Rp2,4 Triliun
Sedangkan terkait akan dibatalkan atau tidaknya kerja sama antara Garuda Indonesia dengan PT Mahata, Gatot mengaku belum membicarakannya lebih lanjut dengan pihak Direksi.
"Saya belum tahu (batal atau tidak) belum diupdate sama Direksi," tandasnya.
Namun berdasarkan keterangan tertulis terkait restatement laporan keuangannya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal menyatakan, anak perusahaannya, Citilink telah menyurati Mahata terkait pembatalan kerja sama tersebut.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved