Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Ekspor Sarang Burung Walet Upaya Tekan Defisit Neraca Dagang

Nur Aivanni
19/7/2019 20:00
Ekspor Sarang Burung Walet Upaya Tekan Defisit Neraca Dagang
Peternak burung walet mensortir sarang walet usai panen.(ANTARA FOTO/ Budi Candra Setya)

PELAKSANA Harian Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Veri Anggrijono, mengatakan bahwa ekspor sarang burung walet asal Indonesia ke Tiongkok merupakan salah satu upaya untuk menekan defisit neraca perdagangan.

"Kita lihat saat ini ada defisit neraca perdagangan. Nah, salah satu alternatif kita, Kemendag mencoba mengatasi ini dengan menggenjot ekspor dari segala komoditi. Ini (ekspor sarang burung walet) salah satunya," katanya usai menyaksikan acara penandatanganan kontrak ekspor sarang burung walet antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan asal Tiongkok di Jakarta, Jumat (19/7).

Baca juga: BI Sebut Cabai Picu Inflasi Juli 2019 

Ekspor sarang burung walet sebanyak 10 ton atau setara dengan Rp500 miliar ini, kata Veri, diharapkan kemudian bisa memperkecil defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). "Kita ingin menargetkan sebesar-besarnya. Makanya, kita mencoba melobi pihak pemerintah di sana karena banyak persyaratan teknis yang disyaratkan pemerintah sana untuk masalah standar," terangnya.

Sementara itu, Komisaris PT Tong Heng Investment Indonesia Chan Yu Ta mengatakan bahwa harga sarang burung walet berbeda-beda tergantung jenisnya. "Ada berbagai grade. USD 1.000 per kilo itu grade paling rendah. Dan tertinggi sekitar USD 3.000," katanya.

Ke depannya, ia berharap perusahaannya bisa meningkatkan jumlah ekspor sarang burung walet Indonesia ke luar negeri. "Kita berharap semakin bertambah tahun, semakin bertambah ekspor kita, bukan hanya 10 ton, (tapi) bisa 20 ton, 30 ton," ucapnya.

Lebih lanjut, ia pun berharap proses ekspor dari Indonesia bisa lebih dipercepat. Pasalnya, ungkap dia, komoditi yang akan diekspor masih harus melalui proses pengecekan terlebih dahulu yang cukup memakan waktu, yakni sekitar tiga hari.

"Kita setiap mau ekspor harus ada inspeksi dari badan karantina untuk kualitas, packing, mereka harus cek dulu. Begitu sudah dicek, ngga masalah, bisa langsung dikirim, cuma butuh waktu. Kita berharap semuanya bisa diperlancar," jabarnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya