BEI Terus Dalami Kemelut Klarifikasi Jababeka

(Ata/E-3)
11/7/2019 03:20
BEI Terus Dalami Kemelut Klarifikasi Jababeka
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta( ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mendalami keterangan dari PT Kawasan Industri Jababeka Tbk mengenai persoalan yang terjadi di tubuh perusahaan itu yang menyebabkan perdagangan sahamnya dibekukan. BEI telah memanggil perusaha­an tersebut kemarin untuk melakukan klarifikasi.

Kendati demikian, Direktur Pe­nilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyatakan pihaknya masih belum bisa menyampaikan hasil dari pertemuan tersebut.

“Ada proses yang sedang dilaksanakan, tetapi saya juga belum boleh menyampaikan apa yang didiskusikan. Nanti akan diinformasikan setelah mereka menyampaikan tanggapan di website bursa,” kata Nyoman kemarin.

Nyoman menuturkan, dalam pertemuan tersebut, pihaknya meminta klarifikasi terkait dokumen penerbitan surat utang anak usaha perusahaan Jababeka, International BV.

“Pertama tentunya sampai ke klausul-klausul yang ada pada saat mereka menerbitkan, misalnya global bond. Jadi, bagian yang tidak terpisah antara dokumen resmi, dokumen legal dari mereka dan penjelasan mereka, kemudian kita lihat juga berita di media,” jelasnya.

Seperti diketahui, perdagang­an saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk yang berkode KIJA itu dihentikan untuk sementara oleh otoritas bursa sejak sesi kedua, Senin (8/7).

Tindakan itu dilakukan BEI setelah perusahaan itu mengirim­kan surat tentang potensi default (gagal bayar) atas kewajiban anak usaha perseroan, yakni Jababeka International BV, sebesar US$300 juta, yang harus dibeli kembali akibat terjadinya perubahan susunan pengurus perusahaan pada RUPS Jababeka 26 Juni lalu.

Sementara itu, pada perdagangan saham Rabu (10/7). , dua emiten baru di BEI, PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) dan PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA), langsung melejit. Harga saham kedua emiten yang dirilis kemarin itu terus menyo­dok ke batas atas sehingga terkena auto reject atas (ARA).

Saham INOV, misalnya, naik hingga 49,6% ke level Rp374 per saham dari penawaran perdana Rp250 per saham. Emiten baru lainnya ARKA naik 50% dari harga penawaran Rp236 per saham menjadi Rp354 per saham.
INOV melepas sebanyak 608 juta saham baru atau setara de­ngan 33,624% dari modal per­seroan. Selanjutnya, ARKA melepas 500 juta saham atau setara 25% dari modal. (Ata/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya