Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PERESMIAN operasi perdana terminal batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 baru saja digelar pada Jumat (5/7) lalu. Dengan diresmikannya proyek tersebut, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun pasokan listrik untuk Jawa-Bali diperkirakan akan mendapat tambahan daya sebesar 2 x 1.000 MW.
PLTU Jawa 7 akan menjadi PLTU Batu bara terbesar dan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Boiler Ultra Super Critical (USC). Teknologi USC dapat meningkatkan efisiensi pembangkit 15% lebih tinggi dibandingkan non USC sehingga menurunkan biaya bahan bakar per kWh.
Baca juga: YLKI: Kebijakan e-Ticketing Damri Adalah Langkah Baik
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, menuturkan pemerintah terus mendorong percepatan 35.000 MW dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan, salah satunya di PLTU Jawa 7.
"Jawa-Bali kita tahu pertumbuhan ekonominya cukup pesat. Dengan adanya tambahan pasokan listrik dari PLTU Jawa 7 nantinya, pasokan industri akan lebih terjamin, masyarakat lebih produktif dan sektor ekonomi kreatif juga semakin berkembang," jelasnya dalam pernyataan resmi, Minggu (7/7).
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto W.S, mengungkapkan rencananya proyek tersebut akan resmi beroperasi secara komersial untuk mendukung pasokan sistem Jawa-Bali pada Oktober 2019 untuk unit 1 dan April 2020 untuk unit 2.
Kelebihan lain dari PLTU Jawa 7, yaitu pengoperasiannya menggunakan sistem Sea Water Fuel Gas Desulfurization (SWFGD). Sistem ini sangat ramah lingkungan karena penyaluran batu bara dari tongkang menggunakan coal handling plant sepanjang 4 km, sehingga tidak ada batu bara yang tercecer hingga coal yard.
Baca juga: Gojek Dukung Imbauan Kemenhub soal Penerapan Tarif Diskon
Proyek ini memakai bahan bakar batu bara Low Rank yang memiliki nilai kalor 4.000 hingga 4.600 kCal/kg. Diperkirakan dibutuhkan sekitar 7 juta ton batu bara per tahun untuk menjalankan dua unit pembangkit di PLTU Jawa 7.
Setelah rampung, daya pembangkit akan disalurkan untuk memperkuat sistem interkoneksi Jawa-Bali melalui jaringan Suralaya-Balaraja 500 kV. Sebagai informasi, progress pembangunan pembangkit unit 1 telah mencapai 99,08% per Mei 2019 lalu. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved