Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pertumbuhan Manufaktur Diprediksi Meningkat di Kuartal II 2019

Atikah Ishmah Winahyu
27/5/2019 13:15
Pertumbuhan Manufaktur Diprediksi Meningkat di Kuartal II 2019
Pekerja memproduksi sepatu untuk diekspor di Tangerang, Banten.(ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) optimistis sektor industri manufaktur dapat tumbuh lebih agresif pada kuartal II-2019 dibanding periode sebelumnya. Hal itu disebabkan adanya momen Ramadan dan Idul Fitri 1440 H.

"Kami yakin lebih tinggi dari pertumbuhan industri di kuartal I yang mencapai 4,8%. Kami berharap bisa mendekati 5%," kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar dalam pernyataan resmi, Senin (27/5).

Haris menilai, iklim usaha usai pemilihan umum (Pemilu) 2019 semakin membaik setelah sebelumnya para investor memilih untuk wait and see.

Selain itu, menjelang Lebaran, sebagian besar masyarakat membelanjakan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman serta pakaian.

“Pascapemilu, kami melihat iklim usaha semakin kondusif. Selain itu, konsumsi juga akan meningkat dengan adanya tunjangan hari raya (THR) serta gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil (PNS)," tuturnya.

Baca juga: Harga dan Kondisi Pangan di Bali Stabil

Selain itu, peredaran uang ke daerah pun semakin deras karena banyak masyarakat yang melaksanakan mudik atau pulang ke kampung halaman.

"Liburnya panjang, sehingga orang bisa spend lebih besar," imbuhnya.

Sekjen Kemenperin juga menilai aksi massa yang terjadi pada 21-22 Mei 2019 lalu tidak berdampak besar terhadap aktivitas industri nasional.

"Kami percaya gejolak politik segera mereda dan aktivitas industri akan kembali berjalan normal," ujarnya.

Haris menambahkan, pertumbuhan industri manufaktur juga akan meningkat oleh kenaikan investasi. Mengacu pada tren yang telah terjadi sejak Pemilu 1992, investasi diprediksi akan melonjak pada kuartal II.

“Pemerintah terus berupaya menciptakan kondisi ekonomi, politik, dan keamanan yang kondusif bagi para investor sehingga kinerja investasi di Indonesia yang sudah baik akan semakin meningkat dan tentunya investasi existing dapat lebih berdaya saing," paparnya.

Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang menyumbang cukup signfikan bagi total investasi di Indonesia. Pada triwulan I tahun 2019, industri pengolahan nonmigas berkontribusi sebesar 18,5% atau Rp16,1 triliun terhadap realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Adapun tiga sektor penunjang terbesar pada total PMDN tersebut yakni industri makanan yang mengalirkan dana sebesar Rp7,1 triliun, disusul industri logam dasar Rp2,6 triliun dan industri pengolahan tembakau Rp1,2 triliun.

Selanjutnya, industri manufaktur juga menyetor hingga 26% atau US$1,9 miliar terhadap realisasi penanaman modal asing (PMA).

Tiga sektor yang menopangnya yaitu industri logam dasar sebesar US$593 juta, industri makanan US$376 juta, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia US$217 juta.

Kemenperin menargetkan sepanjang 2019 pertumbuhan industri manufaktur dapat mencapai 5,4%. Subsektor yang diperkirakan tumbuh tinggi, antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya