Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Benahi Tata Kelola Ekspor-Impor untuk Perbaiki Neraca Dagang

Andhika Prasetyo
17/5/2019 16:50
Benahi Tata Kelola Ekspor-Impor untuk Perbaiki Neraca Dagang
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman(Ist)

Defisit neraca dagang Indonesia pada April 2019 yang mencapai US$2,5 miliar disebut sebagai yang tertinggi sejak 2013.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman menyebut faktor eksternal dan internal yang memengaruhi hal tersebut.

Di sisi eksternal, kata dia, tentu tidak terlepas dari peristiwa konflik dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Indonesia yang tidak terlibat langsung tentu tidak memiliki kemampuan untuk meluruskan situasi tersebut.

Namun, Ilman menilai pemerintah bisa membenahi persoalan di tingkat internal yang secara tidak langsung terkoneksi dengan perang dagang.

Faktor internal yang dia maksud adalah terkait pembenahan pada kinerja ekspor.

"Ekspor Indonesia sampai saat ini masih didominasi komoditas mentah seperti batu bara dan minyak kelapa sawit. Walaupun konsisten mendorong ekspor, itu rentan terhadap perubahan harga sehingga tidak bisa terus menerus diandalkan," ujar Ilman melalui keterangan resmi, Jumat (17/5).

Selain membenahi ekspor, pemerintah juga diminta mengendalikan impor

Tetapi, sambungnya, itu juga perlu dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak memberikan dampak buruk terhadap industri dalam negeri.

"Karena kita tahu impor Indonesia saat ini masih didominasi oleh impor bahan baku dan barang modal, yang notabene diperlukan untuk proses produksi dalam negeri," tuturnya.

Beberapa waktu yang lalu, ia menuturkan, pemerintah menggulirkan aturan tarif impor untuk berbagai macam barang konsumsi. Jenis impor barang konsumsi sebenarnya relatif kecil apabila dibandingkan dengan impor bahan baku dan impor barang modal.

Menurutnya itu sudah cukup baik dan perlu diteruskan kepada dua jenis impor lainnya. (A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya