Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada April 2019 sebesar US$12,6 miliar, turun 10,8% dari bulan sebelumnya yakni US$14,12 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan pelemahan ekspor dipicu perekonomian global yang melambat serta harga komoditas seperti minyak sawit, batu bara, timah, nikel dan bijih besi yang berfluktuasi.
Baca juga: Mendag Jajaki Pasar Amerika Latin
"Konflik dagang yang memanas dan faktor geopolitik semakin memperparah kondisi saat ini," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Rabu (15/5).
Lebih rinci, ia menyebutkan kontribusi sektor migas dalam kinerja ekspor April sangat minim, yakni hanya US$0,74 miliar atau turun 34,95% dari bulan sebelumnya yang mencapai US$1,14 miliar. Sementara, sektor nonmigas menyumbang US$11,86 miliar. Raihan tersebut lebih rendah 8,68% dari Maret yang kala itu menyentuh US$12,98 miliar.
Secara tahunan, kinerja ekspor April merosot 13,10%. Di periode yang sama tahun lalu, BPS mencatat total perdagangan ke luar negeri mencapai US$14,5 miliar.
Kendati demikian, Suhariyanto mengatakan penurunan kinerja pada April memang sudah menjadi pola tahunan setidaknya dalam dua tahun terakhir.
Baca juga: Penurunan Harga Tiket tidak Signifikan
Pada 2017, nilai eskpor Maret tercatat US$14,72 miliar dan turun menjadi US$13,27 miliar pada April. Begitupun di 2018 yang turun dari US$15,51 miliar ke US$14,5 miliar.
"Penurunan ekspor ini sebenarnya mengikuti pola yang sama dengan 2018 dan 2017, di mana ekspor pasti turun pada April dibanding Maret," pungkasnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved