Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Vietnam, Pesaing Utama di Industri Sepatu

Atikah Ishmah Winahyu
04/4/2019 19:45
Vietnam, Pesaing Utama di Industri Sepatu
Industri alas kaki( MI/ATET DWI PRAMADIA)

DEWAN Pengurus Nasional Asosiasi Persepatuan Indonesia (Apresindo) Budiarto Tjandra mengatakan selain Indonesia, Tiongkok dan Vietnam juga menjadi eksportir alas kaki untuk Eropa dan Amerika. Namun, saat ini, Vietnam menjadi pesaing utama Indonesia di industri alas kaki.

"Tiongkok tetap masih besar, tapi grafiknya (pertumbuhan ekspor) turun ya dari 2015 sampai 2017, sedangkan Vietnam naik grafiknya," kata Budiarto di JIExpo, Kamis (4/4).

Sementara, jika dibandingkan dua negara tersebut, pertumbuhan ekspor Indonesia di Amerika dan Eropa masih cenderung rata. Sejak 2001, Vietnam berhasil menyalip Indonesia di bidang ekspor alas kaki hingga pada 2018 berhasil mencapai angka di atas US$16 miliar.

Jika dirata-rata, pertumbuhan industri sepatu Vietnam sejak 1999 hingga 2018 sebesar 15,96%, dua kali lipat dari Indonesia yang hanya 8,4%.

"Jadi ini yang perlu kita pelajari kenapa Vietnam bisa berkembang lebih cepat," ujarnya.

Baca juga: Industri Alas Kaki Targetkan Kenaikan Pertumbuhan 10 Persen

Diketahui, Vietnam memiliki perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement) dengan Eropa meski belum efektif. Namun hal ini menyebabkan pembeli mengalokasikan lebih ke Vietnam.

"Pembeli ini tidak bisa secara instan memindahkan produksinya. Mereka perlu jangka panjang karena tahu FTA (free trade agreement), Vietnam dengan Eropa sudah conclude, jangka panjangnya akan dapat benefit buat mereka jadi mereka sudah memindahkan ordernya ke Vietnam," terang Budi.

Hal ini turut membuat pertumbuhan industri alas kaki di Vietnam naik sangat pesat dalam beberapa tahun ke belakang. Pihak Apresindo pun berharap pemerintah dapat memberikan insentif menarik untuk mendatangkan investasi baru di industri alas kaki, terutama di tengah perang dagang antara Amerika dan Tiongkok.

"Selama ini kita sudah mendapatkan beberapa tax allowance, cuma kurang menarik, jadi investornya belum datang. Jadi harus yang lebih attractive lagi sehingga membuat mereka mau benar-benar melakukan investasi baru lebih banyak lagi di Indonesia," tandasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya