Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PEMERINTAH dituntut menyediakan hunian layak dan terjangkau, khususnya bagi masyarakat perpenghasilan rendah (MBR). Salah satu yang disasar pemerintah, yaitu aparatur sipil negara (ASN) yang belum punya rumah.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan baru saja meresmikan lima rumah susun (rusun) di Provinsi Sumatra Selatan. Kelimanya ialah Rusun Universitas Sriwijaya, Rusun Universitas PGRI Kota Palembang, Rusun ASN Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Rusun ASN Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, dan Rusun Pondok Pesantren (Ponpes) As Sidiqqiyah Kabupaten Ogan Ilir.
Menteri PU-Pera, Basuki Hadimuljono, mengingatkan agar para penghuni menyesuaikan diri karena tinggal di hunian vertikal berbeda dengan rumah tapak. Salah satu kuncinya, kata Basuki, ialah sikap toleransi.
"Tinggal di rusun akan mengubah cara hidup kita. Harus banyak empati agar tinggal di rusun juga nyaman," kata Basuki dalam keterangan yang diterima Antara, kemarin.
Di sisi lain, Kementerian Koperasi dan UKM ingin menyediakan perumahan bagi seluruh ASN di lingkungannya. Lantas kementerian tersebut menggandeng BNI dan Perumnas untuk mewujudkan keinginan tersebut.
"Program perumahan bagi ASN sudah lama kami bicarakan agar seluruh ASN bisa memiliki rumah. Ini karena rumah merupakan kebutuhan primer," ujar Sekretaris Kemenkop dan UKM Meliadi Sembiring.
Meliadi menambahkan, dengan memiliki hunian sendiri, ASN dapat bekerja
Baca Juga : Perumnas Garap Hunian ASN Kemenkop
lebih tenang dan fokus. Perumnas akan menyediakan lahan dan membangun perumahan serta BNI membantu ASN dalam pembiayaannya.
Perumahan bagi pegawai Kemenkop dan UKM bernama Perumahan Perumnas Parayasa. Lokasinya berada di Kawasan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, atau sebelah barat wilayah Serpong.
Pengamat properti Ignatius Untung mengatakan program pembangunan rumah bagi ASN itu dapat menjadi menjadi salah satu terobosan untuk masalah defisit atau backlog perumahan. "Kondisi properti kita untuk kalangan menengah sedang tidak bagus. Rusun untuk kalangan berpenghasilan rendah atau ASN dapat mengurangi masalah tersebut," ujar Untung, saat dihubungi kemarin.
Menurut Untung, masyarakat di perkotaan tidak perlu kaku dengan harus menunggu rumah tapak yang harganya belum tentu terjangkau dan tidak banyak tersedia karena keterbatasan lahan. Di sisi lain, ia berharap program pemerintah untuk menyediakan rumah khusus bagi ASN dapat diimbangi dengan kinerja yang harus meningkat. (Hym/S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved