Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PEMERINTAH berkomitmen membuka pasar-pasar baru untuk meningkatkan nilai ekspor. Pasar tradisional atau negara-negara mitra lama yang selama ini menjadi sumber utama dianggap sudah tidak bisa didorong lebih jauh lagi.
Terlebih di tengah kondisi peremonomian dunia yang tidak stabil, ditambah ketegangan akibat perang dagang, Indonesia harus bisa merangkul pasar-pasar yang selama ini belum masuk radar kemitraan seperti negara-negara di Selatan Amerika, Timur Tengah dan Asia Selatan.
Sekretraris Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Ratu Silvy Gayatri mengungkapkan negara-negara Amerika Latin adalah kawasan yang memiliki potensi sangat besar dengan nilai perdagangan US$1,98 triliun di 2018.
Baca juga: Pengembangan Produk Halal Bisa Dorong Kinerja Eskpor
Sejauh ini, Indonesia sudah bekerja sama di sektor perikanan hanya saja dinilai masih sangat minim.
"Ini pasar nontradisional yang perlu kita garap dgn sungguh-sungguh dan dijadikan prioritas ke depannya. Harus ada cara untuk menjembatani kerja sama kita dengan negara-negara di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia," ujar Silvy di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (25/3).
Adapun, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno meminta pihak Kementerian Luar Negeri membantu memberikan informasi rinci terkait negara-negara mana saja yang memiliki potensi yang masih besar.
"Negara ini butuh apa, negara itu perlu apa. Kita punya produk ini, cocoknya diekspor ke negara apa. Jadi itu semua harus dilakukan untuk mendukung ekspor kita," ucapnya.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved