Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PRODUK organik Indonesia berhasil meraup transaksi US$7,9 juta atau setara dengan Rp114 miliar di Natural Product Expo West (NPEW), pameran produk alami terbesar di dunia yang digelar di Anaheim, Amerika Serikat (AS).
Hasil transaksi kali ini tercatat enam kali lebih besar daripada capaian tahun sebelumnya.
"Itu menunjukkan besarnya kepercayaan dan permintaan pasar AS terhadap produk Indonesia," ujar Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles Antonius melalui keterangan resminya, Sabtu (16/3).
Dalam pameran itu, paviliun Indonesia menampilkan empat perusahaan, yakni Harendong Green Farm, Mega Inovasi Organik, Mega Organik Indonesia, dan IMC Coconut.
Semua perusahaan yang ikut pameran telah melewati proses kurasi yang selektif dari manajemen. Itu dilakukan guna memastikan kualitas produksi yang baik, berkelanjutan, dan memiliki sertifikasi organik yang diakui secara internasional.
Adapun produk-produk yang ditampilkan ialah varian teh hijau, teh hitam, dan teh oolong dari Lebak, Banten, yang telah mendapatkan sertifikasi organik dari Institute for Marketecology (IMO) Swiss.
Selain itu, produk organik lainnya ialah keripik yang terbuat dari 100% ubi alami tanpa pengawet dan berhasil memenangi Sofi Award 2018 dari Specialty Food Association.
Produk lain yang juga menarik perhatian pembeli ialah gula kelapa organik dan salak yang memiliki rasa serta tampilan unik. Berbagai rempah organik juga memperkaya variasi komoditas yang ditawarkan.
Antonius melanjutkan produk natural dan organik Indonesia masih berpotensi besar untuk terus berkembang di pasar AS yang saat ini mengutamakan gaya hidup sehat.
Baca Juga : Produk Organik Indonesia Catat Transaksi US$7,9 Juta di AS
Tren vegan atau pola makan yang tidak mengonsumsi daging dan produk berbahan dasar susu (susu, keju, dan telur) menciptakan potensi pasar bagi produk makanan dan minuman yang berbahan dasar tanaman (plant based food).
"Diharapkan nantinya semakin banyak perusahaan Indonesia yang memanfaatkan tren natural dan organik ini sehingga produk makanan dan minuman Indonesia semakin berkualitas dan mendapat harga premium di pasar AS," tandas Antonius.
Momen tepat
Secara terpisah, produk alat rumah tangga Tanah Air juga mencetak transaksi potensial sebesar US$1,8 juta dalam pameran International Home and Housewares (IHHS) 2019 di Chicago, AS.
"Ini upaya kami untuk lebih memantapkan posisi produk-produk rumah tangga di pasar AS. Kami fasilitasi para eksportir yang memiliki pengalaman untuk memperkenalkan hasil produksi mereka," ujar Kepala ITPC Chicago Billy Anugrah melalui keterangan resmi, Sabtu (16/3).
Pada 2019, pasar produk alat rumah tangga di AS diperkirakan mencapai US$73 miliar atau tumbuh 12,7% dari 2018 sebesar US$63 miliar.
Billy melanjutkan saat ini merupakan momen tepat bagi komoditas asal Indonesia masuk pasar 'Negeri Paman Sam' secara lebih masif.
Pasalnya, sejak terjadi ketegangan dengan Tiongkok, AS menerapkan bea masuk tinggi untuk produk dari negara tersebut.
"Ini kesempatan bagi Indonesia untuk mengambil pangsa pasar itu. Selain itu, industri produk alat rumah tangga merupakan salah satu industri manufaktur padat karya menengah yang bernilai tambah sehingga dapat bermanfaat meningkatkan ekspor Indonesia yang lebih berdaya saing dan bernilai tambah," tandasnya. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved