Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kementerian PUPR Perluas Penggunaan Aspal Karet

Andhika Prasetyo
12/3/2019 11:00
Kementerian PUPR Perluas Penggunaan Aspal Karet
Bupati Musi Bayuasin (Muba) Dodi Reza Alex Noerdin menerapkan pembanguan infrastruktur dengan inovasi infrastruktur Aspal Campur Karet.(Ilustrasi -- MI/DWI APRIANI )

KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) menargetkan penggunaan aspal berbahan dasar karet pada 93,66 kilometer (km) penanganan jalan nasional pada tahun ini.

Jalan sepanjang itu diproyeksikan membutuhkan aspal karet sebesar 2.542 ton. Adapun, karet alam yang dibutuhkan di dalam campuran itu ialah 178 ton.

Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono mengungkapkan penggunaan karet alam akan membuat kualitas aspal semakin baik sehingga kekerasan dan ketahanan jalan akan berlangsung lebih lama.

“Aspal karet memiliki tingkat perkerasan lebih baik, tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah, dan daya tahan lebih tinggi dibanding aspal biasa,” ujar Basuki melalui keterangan resmi, Selasa (12/3).

Pemerintah, pada tahun ini, pun telah memprogramkan pembelian bahan olahan karet rakyat (bokar) yang terpisah dari beberapa provinsi.

Baca juga: Produk Tembakau Alternatif Perlu Regulasi Khusus

Dari Sumatra Selatan, pembelian bokar direncanakan sebanyak 1.096 ton dari 13.300 petani dengan harga Rp8.500 per kilogram (kg).

Hingga awal Maret, telah terealisasi penyerapan sebanyak 170 ton dari 1.578 petani.

Dari Jambi, sepanjang tahun ini, pemerintah memasang target membeli 586 ton bokar dari 7.700 petani. Per Maret, sudah terealisasi 24,55 ton dari 205 petani.

Kemudian di Lampung, ditargetkan pembelian sebanyak 835 ton dari 11.000 petani dan baru terealisasi 20 ton dari 139 petani

Selain untuk meningkatkan kualitas jalan nasional, penggunaan karet sebagai bahan baku aspal dimaksudkan untuk menjaga harga komoditas itu di tingkat petani.

Harga karet dunia mengalami penurunan dan saat ini hanya berada di kisaran Rp5.000 per kg. Hal itu menjadi persolan lantaran sebagian besar karet nasional ditujukan untuk keperluan ekspor.

Maka dari itu, pemerintah mencoba untuk lebih mengoptimalkan peran karet untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri sehingga Indonesia tidak hanya bergantung dari pasar internasional.

Pada tahun lalu, penggunaan aspal karet baru sebatas uji coba pada jalan sepanjang 4,37 km di ruas Muara Beliti-Tebing Tinggi, Sumatra Selatan. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya