Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PRESIDEN Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja melihat kinerja nilai tukar rupiah untuk jangka panjang akan relatif stabil. Namun, dia meminta agar fundamen yang memicu pelemahan nilai tukar yaitu inflasi harus dijaga.
"Fundamen dari nilai tukar rupiah adalah selisih inflasi AS dan Indonesia. Inflasi pada Januari 2019 sebesar 1,6% dan Indonesia sebesar 3,25%. Jadi ada selisih. Kemungkinan jangka panjang tiap tahun pelemahan rupiah tidak bisa kita hindari," jelas Jahja di Jakarta, Kamis (28/2).
Baca juga: Pemerintah Harap Perang Dagang Mereda
Thailand bisa memberi suku bunga acuan rendah sekitar 1,5% disebabkan tingkat inflasi di sana hanya 0,7-0,9%. Oleh karena itu, beberapa periode yang harus diwaspadai akan pelemahan lanjutan rupiah antara lain pembagian dividen , dan siklus lebaran.
"Ada titik-titik yang menjadi ganjalan dalam mempertahankan nilai rupiah,antara lain sebentar lagi ada pembagian dividen dari Jakarta Stock Exchange. Sebagian besar investornya adalah investor asing. Maka dibutuhkan dolar yang banyak," tandasnya.
Tantangan selanjutnya, ada pada siklus Hari Raya Idul Fitri. Semua lini bisnis sektor konsumsi akan meraup untung dari meningkat pesatnya penjualan sampai 70% dari omset penjualan satu tahun. Di sisi lain, ini akan berakibat permintaan impor melonjak.
"Mayoritas bahan baku kita masih impor. Industri hulu kita belum siap," imbuhnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved