Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Biaya Pembangunan Infrastruktur Bergantung Kondisi Geografis

Andhika Prasetyo
25/2/2019 15:03
Biaya Pembangunan Infrastruktur Bergantung Kondisi Geografis
(ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)

KEPALA Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Danang Parikesit dengan tegas membantah pernyataan Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto yang menyebutkan biaya konstruksi infrastruktur seperti jalan tol di Indonesia dua kali lebih tinggi dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam dan Thailand.

Besar kecilnya biaya pembangunan infrastruktur antara satu negara dengan negara lain, menurut Danang, tidak bisa dibandingkan secara mentah. Pasalnya, biaya konstruksi itu sangat bergantung pada kondisi tiap-tiap daerah.

"Kalau jalan tol di Filipina, Thailand, itu bidangnya relatif datar jadi biaya konstruksi mereka lebih murah. Biaya pengadaan tanah juga lebih mudah. Sementara, di Indonesia kondisi geografisnya lebih beragam dengan perbukitan, hutan, sungai, perbandingannya tidak apple to apple. Negara kita variabelnya lebih tinggi," ucap Danang saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (25/2).

Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Buka Peluang Lapangan Kerja

Ia juga mengatakan ada beberapa ruas di Indonesia yang tarifnya jauh lebih murah dibandingkan dengan jalan tol di negara tetangga.

Seperti Tol Jagorawi yang harganya ditetapkan sekitar Rp110 per kilometer (km) serta Tol Jakarta-Cikampek yang hanya Rp200 per km. Hal itu secara tidak langsung merefleksikan nilai investasi yang dikucurkan dalam pembangunan infrastruktur tersebut.

Sebelumnya, dalam Debat Calon Presiden Putaran Kedua, Prabowo mengatakan biaya pembangunan proyek infrastruktur seperti jalan tol, light rail transit (LRT) dan kereta api di Indonesia lebih mahal bila dibandingkan negara-negara lain.

"Yang dilaksanakan di Vietnam, Thailand, di Malaysia, di Maroko, semua itu dua kali lebih efisien, dua kali lebih murah, rata-rata dari Indonesia."(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya