Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
JUMLAH pengguna Tol Trans-Jawa untuk ruas Cikopo-Palimanan (Cipali) pada Januari lalu naik signifikan jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya (LMS), anak perusahaan PT Astra di bidang jalan tol, Firdaus Azis.
"Pertumbuhan lalu lintas harian dan transaksi di Tol Cipali kenaikannya paling tinggi terjadi untuk golongan IV (truk dengan 4 gandar), yakni 96,05% atau 6.006 pada Januari 2019 dari 3.063 kendaraan pada Januari tahun lalu," terang Firdaus saat menemani jurnalis menyusuri empat ruas tol yang dikelola Astra, yakni Merak-Tangerang, Cikopo-Palimanan, Semarang-Solo, dan Jombang-Mojokerto, kemarin.
Menurut dia, peningkatan tersebut karena pelaku usaha mengetahui manfaat jalan tol tersebut yang mampu memangkas jarak hingga 40 km jika dibandingkan dengan jalan arteri. Dengan begitu, konsumsi bahan bakar lebih efisien dan waktu tempuh bisa lebih cepat sampai ke tujuan.
"Makanya saya meragukan adanya pihak yang menyatakan menggunakan tol lebih mahal dan sebagainya karena faktanya penggunanya naik," katanya.
Ia menyarankan pelaku usaha untuk mengubah metode pembayaran perjalanan logistik dari lumpsum dengan metode gaji.
"Itu supaya sopir tidak mengambil jalan yang membutuhkan waktu dan bahan bakar lebih banyak untuk dapat tambahan uang saku," tegasnya.
General Manager Operasional PT LMS Suyitno mengatakan lalu lintas harian kendaraan yang melintasi Tol Cipali selama Januari 2019 untuk seluruh golongan naik menjadi 34.709 dari 31.353 kendaraan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Paling tinggi kenaikannya memang terjadi pada golong-an IV. Untuk golongan V (truk 5 gandar) juga naik sebanyak 46,07% dari 4.765 menjadi 6.960 kendaraan," paparnya.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono mengatakan persoalan tarif sebetulnya bukanlah satu-satunya yang memicu para sopir truk enggan melewati Tol Trans-Jawa dan lebih senang lewat jalur pantai utara (pantura) Pulau Jawa. Hal lainnya, kata dia, ialah ketersediaan warung kopi. Jika melalui jalur pantura, sopir truk memiliki banyak pilihan tempat beristirahat lantaran banyaknya warung kopi yang buka di sepanjang jalan. Sebaliknya jika melalui tol, sopir harus menunggu sampai tiba di rest area yang jumlahnya terbatas.
"Di rest area harganya bisa lebih mahal," ucapnya, beberapa waktu lalu. (Cah/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved