Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ekonomi Indonesia Tumbuh kian Kuat

Nur Aivanni
21/2/2019 07:30
Ekonomi Indonesia Tumbuh kian Kuat
(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat cukup kuat di awal tahun ini.

Kendati demikian, ia mengatakan pihaknya tetap mewaspadai risiko global yang meningkat.

"Pada Januari ini, meski di dalam negeri terlihat momentum pertumbuhan ekonomi kita cukup kuat, kita juga melihat bahwa risiko global mengalami peningkatan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.

Indonesia, kata Sri Mul-yani, termasuk dari sedikit negara dengan pertumbuhan ekonomi pada 2018 (5,17%) lebih tinggi daripada di 2017 (5,07%).

Hal itu berbeda dengan India, misalnya. Pertumbuhan ekonomi negara itu pada 2018 (7,2%) mengalami penurunan jika dibandingkan dengan di 2017 (8,2%).

Begitu pula pertumbuhan ekonomi Singapura yang turun menjadi 3,3% (2018) dari 3,9% (2017). Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi Jepang juga mengalami penurunan dari 1,7% (2017) menjadi 1,4% (2018) serta Tiongkok dari 6,8% (2017) menjadi 6,6% (2018).

Kondisi tersebut, kata Sri Mulyani, menggambarkan lingkungan global mengalami tekanan jelang akhir 2018 dan diperkirakan akan berlanjut pada 2019.

"Dari pertumbuhan ekonomi, Indonesia masih memiliki momentum yang positif dan menguat, sementara negara-negara lain melemah," kata Sri Mulyani.

Realisasi APBN

Untuk realisasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) periode Januari 2019, Sri Mulyani mengatakan, baik dari pendapatan negara maupun belanja negara menunjukkan adanya pertumbuhan yang cukup positif.

Realisasi pendapatan negara dan hibah, misalnya, mencapai Rp108,1 triliun atau 5% dari target APBN 2019. Angka tersebut tumbuh sebesar 6,24% jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama di 2018 yang mencapai Rp101,7 triliun.

Realisasi pendapatan negara tersebut didukung realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp89,8 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mencapai sebesar Rp18,3 triliun.

Lebih rinci, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp86,00 triliun atau 5,45% jika dibandingkan dengan target dalam APBN 2019.

Di sisi lain, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp3,8 triliun atau tumbuh 6,70% (yoy).

Nilai defisit
Realisasi belanja negara hingga akhir Januari 2019 sebesar Rp153,8 triliun atau 6,3% dari target APBN 2019. Angka itu meningkat 10,35% jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2018.

Realisasi itu terdiri atas belanja pemerintah pusat yang mencapai Rp76,1 triliun atau 4,7% dari target APBN 2019 dan transfer ke daerah serta nilai dana desa yang mencapai Rp77,7 triliun atau 9,4% dari target APBN 2019.

Karena itu, realisasi defisit anggaran untuk Januari 2019 ialah sebesar Rp45,8 triliun atau 0,28% terhadap produk domestik bruto (PDB) dengan nilai defisit keseimbangan primer Rp22,8 triliun.

"Ini lebih besar daripada tahun lalu, yaitu Rp37,7 triliun (atau 0,25% terhadap PDB)," kata Sri Mulyani.
Adapun realisasi pembiayaan anggaran periode Januari 2019 sebesar Rp122,5 triliun. Maka, terdapat kelebihan pembiayaan anggaran sebesar Rp76,8 triliun. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya