Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
KEMENTERIAN Perindustrian fokus memacu ekspor lima sektor industri yang pertumbuhannya di atas 5% dan memiliki catatan kinerja ekspor gemilang di 2018.
Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, kelima sektor itu menjadi prioritas pengembangan berdasarkan Making Indonesia 4.0.
Kelima industri tersebut yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronika, dan kimia (lihat grafik).
“Kelima kelompok manufaktur tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap total nilai ekspor nasional,” ungkap Airlangga, kemarin.
Ia mengungkapkan sepanjang 2018, misalnya, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia menorehkan nilai ekspor US$13,93 miliar.
“Memang ada beberapa sektor lain yang juga punya potensi besar dalam menopang perekonomian nasional melalui kinerja ekspornya. Misalnya, industri perhiasan, permesinan, furnitur, pengolahan ikan, dan hortikultura,” katanya.
Tahun ini pemerintah memang menargetkan ekspor nonmigas tumbuh 7,5%. Proyeksi itu, kata Airlangga, mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,7% Adapun tiga pasar ekspor utamanya ialah Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok.
Penetrasi pasar ekspor ke negara-negara nontradisional juga dilakukan, seperti ke Bangladesh, Turki, Selandia Baru, Myanmar, dan Kanada.
“Meski demikian, diharapkan ada perbaikan ekonomi global sehingga bisa mendo-rong ekspor nonmigas lebih tinggi lagi di 2019,” ujarnya.
Sebelumnya Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan untuk mendongkrak ekspor, pemerintah kini sedang menyiapkan sejumlah kebijakan untuk memperbaiki neraca pembayaran, termasuk pemberian insentif.
Namun, imbuhnya, hal itu masih dalam pembahasan. “Selain menggenjot ekspor, pemerintah juga akan membenahi logistik untuk menurunkan biaya ekspor dan membidik pasar baru untuk ekspor komoditas Indonesia,” ujar Edi, pekan lalu.
Selain diversifikasi pasar, lanjut Airlangga, pemerintah juga menargetkan segera merampungkan 12 perjanjian dagang baru pada tahun ini. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menyiapkan langkah strategis perekonomian 2020-2024 yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor manufaktur.
Ada tiga arah kebijakan utama yang disiapkan, yakni peningkatan produktivitas melalui peningkatan keterampilan tenaga kerja, peningkatan daya saing ekspor manufaktur, dan penguatan strategi industri hulu.
Berkaitan dengan tenaga kerja, kata dia, upaya yang dilakukan ialah melalui pengembangan pendidikan vokasi bidang industri agar kompetensi SDM meningkat dan berdaya saing tinggi.
Terkait dengan itu, pemerintah memberikan insentif pajak sampai 200% melalui superdeductible tax kepada industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi serta insentif sampai 300% pada industri yang melakukan kegiatan research and development (RnD) untuk menghasilkan inovasi.
“Bentuk fasilitas berupa pengurangan penghasilan kena pajak sebesar 200% dari biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan vokasi atau link and match dengan sekolah menengah kejuruan (SMK) atau politeknik,” ujarnya. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved