Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Hadapi El-Nino Jilid II, Pemerintah Pastikan Stok Aman

Fathia Nurul Haq
11/1/2016 00:00
 Hadapi El-Nino Jilid II, Pemerintah Pastikan Stok Aman
(ANTARA/Maulana Surya)
Kekhawatiran adanya terpaan badai panas El-Nino lanjutan Januari-Februari ini, pemerintah memastikan koordinasi untuk menjaga pasokan pangan berlangsung baik.

"Sekarang yang masih kita khawatirkan el nino. Biasanya 2 kali hantaman, pertama waktu Oktober-November yang menyebabkan pergeseran musim tanam padi. Stok kita jadi berkurang. Untung pemerintah sudah mengambil langkah sehingga stok oke," ungkap Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Jakarta, Senin (11/1).

Pemerintah menurutnya sudah siaga jika terpaan badai panas kembali menyerang, salah satunya dengan membuka keran impor.

Kemendag sedang menjajaki peluang negara-negara baru untuk menjadi pemasok beras ke Indonesia. Hal itu untuk memeperluas diversifikasi pasokan beras impor ke dalam negeri, sehingga Indonesia tidak selalu mengimpor beras kepada Thailand dan Vietnam.

"Secara umum konsepnya adalah kita mau memperluas sumber impor pangan. Jadi jangan tergantung pada 1-2 negara saja, kita pelajari apakah ada negara ke-3, 4, 5 agar ada persaingan sehingga kita bisa dapat harga terbaik. Jadi diversifikasi pasok," jelas Lembong.

Adapun negara yang tengah dijajaki antara lain Pakistan dan India. "Belum sampai angka dan harga, baru setingkat MoU, Bulog masih mempelajari golongan-golongan beras yang ada. Belum sampai kongkrit," jelasnya.

Menurut data Kementerian Pertanian, rencana impor beras dari Thailand dan Vietnam tercatat di angka 1,5 juta ton. Hingga akhir 2015, realisasi impor dari Vietnam tercatat 428 ribu ton sedangkan impor beras dari Thailand tercatat sebesar 128 ribu ton.

"Kami rasa empat negara tersebut sudah cukup. Tapi khusus untuk Pakistan dan India, kami masih belum sampai tahap penentuan angka dan harga, baru setingkat MoU saja. Kini Badan Urusan Logistik (Bulog) masih mempelajari golongan-golongan beras yang ada, jadi belum sampai tindakan konkrit," jelasnya.(Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya