MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan pemerintah mulai memprioritaskan pengembangan tiga sektor industri, yaitu industri petrokimia, besi dan baja, serta kimia dan farmasi. Hal itu perlu dilakukan untuk menekan volume impor dan defisit transaksi berjalan (current account deficit).
Menurutnya, ketiga sektor industri tersebut turut menyumbang peran besar terhadap current account deficit. Sebab ketiganya terlalu mengutamakan impor untuk pemenuhan bahan baku dan barang modal dibanding sektor industri lainnya.
“Kita tak menghasilkan cukup barang baku dan barang modal. Porsi terbesar ada pada 3 kelompok: pertama kelompok pertokimia, kedua besi dan baja, ketiga kimia dan farmasi. Maka pemerintah mencoba mendorong ketiga kelompok industri ini,†ujar dia.
Untuk petrokomia, pemerintah akan mengeksekusi pengembangan kilang. Seperti diketahui, pemerintah belum pernah membangun kilang minyak baru sejak 25 tahun terakhir. Sehingga kapasitas produksi minyak dalam negeri sulit mengalami pertumbuhan.“Kita dorong industri hulunya,†ujar Darmin.
Untuk mengembangkan sektor industri farmasi, pemerintah saat ini masih menyusun sejumlah regulasi dan deregulasi untuk menjamin penyerapan obat dalam negeri.
“Pemakaian obat di fasilitas pelayanan-pelayanan kesehatan yang dibiayai negara akan dibuat standarnya, sehingga lebih memakai hasil dalam negeri. Selain itu juga mendorong investasi di bidang ini,†ujar dia.
Darmin menjelaskan industri farmasi dalam negeri terlalu mengandalkan impor untuk pemenuhan bahan baku. Padahal, di sisi lain, komposisi anggaran pemerintah untuk jaminan kesehatan – melalui BPJS Kesehatan dan Jamkesnas—begitu besar. “Ya kita perlu dorong industrinya berkembang supaya ga impor melulu,†ujar dia.
Sementara itu, pemerintah akan memberdayakan peran BUMN dan swasta untuk pengembangan industri besi dan baja, Sejalan dengan itu, pemerintah akan memastikan penanam modal di sektor infrastruktur yang masuk sepenuhnya menyerap besi dan baja dalam negeri.
“Walau belum ketemu benar bentuknya, misalnya untuk pembangunan proyek 35 ribu megawatt akan sayang sekali kalau kita hanya mengimpor pembangkit saja. Tapi perlu ada aliansi strategis swasta BUMN dan investor yang masuk untuk memastikan pengembangan industri besi baja dan sparepart pendukung,†ujar dia.(Q-1)