Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PERGERAKAN nilai tukar rupiah (kurs) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat sebesar 51 poin ke posisi Rp14.039 per dolar AS seiring optimisme negosiasi kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa (8/1) mengatakan optimisme pelaku pasar terhadap negosiasi dagang antara AS dengan Tiongkok akan tercapai kesepakatan menjadi faktor penopang bagi mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.
"Di tengah minimnya data ekonomi, pelaku pasar terlihat optimistis akan ada progres pada pertemuan kali ini," katanya.
Di tengah situasi itu, ia menambahkan, mata uang berisiko seperti rupiah kembali membuka peluang untuk melanjutkan penguatannya.
Baca juga: Cadangan Devisa Meningkat US$3 Miliar
Selain itu, lanjut dia, sentimen "dovish" mengenai prospek kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) tahun ini turut menjadi faktor yang menopang mata uang berisiko.
"Sikap 'dovish' The Fed mengenai pengetatan kebijakan pada 2019 memicu peralihan dana ke aset berisiko," katanya.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan mata uang kuat Asia, seperti yen Jepang dan dolar Singapura menguat terhadap dolar AS, itu menjadi sentimen penguatan rupiah.
"Diproyeksikan rupiah menuju kisaran antara Rp13.950-Rp14.000 per dolar AS pada hari ini," katanya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved