Pengembangan Industri Kopi Butuh Dukungan Banyak Pihak

(Tos/E-2)
29/12/2018 05:05
Pengembangan Industri Kopi Butuh Dukungan Banyak Pihak
MI/R.M. ZEN(MI/R.M. ZEN)

INDUSTRI kopi di Indonesia perlu dikelola secara terintegrasi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Hal ini agar komoditas tersebut bisa lebih mendunia. Demikian kesimpulan dalam diskusi #kopitalkindonesia yang diadakan Media Indonesia di Kafe Sastra Balai Pustaka, Jalan Bunga, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (28/12).

Pada diskusi bertema Meretas kisah kopi Indonesia ini, para pembicara yang antara lain Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan­ Kementerian Pertanian RI Dedi Junaedi, serta Direktur Komersial PT Perkebunan Nusantara IX Rudi Harjito, dan Michael Rudi Ersan (Founder Kopi Tanah Air Kita) ini, mereka umumnya sepakat bahwa kualitas kopi Indonesia sangat diakui dunia. Namun, perlu ditopang berbagai kebijakan yang mendukung. “Kendala kita rendahnya produktivitas,” katanya.

Dia mengungkapkan, saat ini rata-rata produksi kopi Indonesia di bawah 1 hingga 3 ton per hektare per tahun. Padahal, Vietnam hampir 4 ton per tahun. “Kami mendorong agar ada peningkatan pertumbuhan. Caranya, antara lain dengan bantuan bibit kopi 10 juta batang, juga kerja sama dengan kehutanan untuk menambah luasan tanam kopi untuk perkebunan rakyat,” katanya.

Salah satu pengusaha kopi, Atam Gutama, mengatakan di pasar kopi dunia saat ini ada gap 5% antara produksi dan permintaan. “Banyak permintan dari Tiongkok, Jepang, dan India. Mereka datang sendiri ke sini mencari kopi.”

Sayangnya, menurut dia, kendala bagi pengusaha kopi lokal adalah banyaknya aturan dan persyaratan sertifikasi yang tidak mampu mereka penuhi.” Untuk dapat sertifikasi, saya harus mendatangkan orang Singapura untuk mengaudit selama dua tahun dan kami harus bayarin semua.”

“Kita harus menyatukan stakeholders, mulai dari kementan, kemendag, industri, balai penelitian, dan institusi terkait. Harus bersama-sama mengerjakan sistem ini agar berjalan,” imbuhnya. (Tos/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya