Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Keberanian Diperlukan di Tengah Ketidakpastian Global

Dero Iqbal Mahendra
27/11/2018 14:35
Keberanian Diperlukan di Tengah Ketidakpastian Global
(AFP)

PRESIDEN Joko Widodo memuji determinasi dari Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai rupiah ditengah gonjang ganjing ekonomi global saat ini. Jokowi menyebut Bank Indonesia berani mengeluarkan taringnya yang berlawanan dengan banyak prediksi ekonom.

Jokowi mengakui di tengah gejolak ekonomi global saat ini langkah BI yang membela kurs rupiah sangat berat. Pertempuran tersebut dilakukan setiap hari dengan BI yang terus berupaya menjaga kurs dengan intervensi pasar maupun menaikkan suku bunga acuan untuk menghadai Dolar.

"Kemarin Gubernur BI menunjukkan keberaniannya dengan memberi kejutan kepada pasar dengan berani menaikkan suku bunga. BI menunjukkan determinasinya untuk mempertahankan rupiah, taringnya BI keluar. Keberanian ini lah yang kita butuhkan ditengah ketidakpastian global saat ini," tutur Jokowi pada pertemuan tahunan Bank Indonesia di JCC Jakarta, Selasa (27/11).

Gubernur BI menurut Jokowi menunjukkan keberaniannya dengan menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 6%. Keberanian yang dimaksud Jokowi bukan besaran kenaikkannya melainkan kejutan yang diberikan.

Sebab berdasarkan pandangan 30 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, hanya tiga ekonom yang memiliki ekspektasi BI menaikkan suku bunga acuannya. Ternyata keputusan tersebut mengejutkan pasar dan dismbut baik oleh pasar hingga berimplikasi positif.

"Dalam dua minggu terakhir rupiah menguat dan kini kembali ke angka Rp14.500 per dolar," terang Jokowi.

 

Baca juga: Gubernur BI Sebutkan Tiga Tantangan Sepanjang 2018

 

Jokowi mengaku senang dengan kondisi saat ini dimana mulai terlihat konsolidasi dan sinergi antara sektor moneter, sektor fiskal, maupun sektor Industri dunia usaha berada pada garis yang sama untuk saling bersinergi.

Semuanya sering bertemu dan berbicara masalah neraca perdagangan, bicara transaksi berjalan dan bagaimana menyelesaikan persoalan dan menurunkan indikator tersebut secara bersama sama.

Lebih lanjut Jokoowi pun mengaitkan pentingnya keberanian tersebut ditengah situasi global saat ini yang memang tercermin pada pertemuan APEC kemarin.

Dalam pertemuan KTT APEC kemarin kedua pemimpin negara dari dua negara ekonomi besar dunia tetap bersitegang dan sulit untuk dipersatukan. Pada pertemuan tersebut Jokowi mengungkapkan masing-masing mengelompok terpecah dua, dan Indonesia berupaya berdiri di tengah.

Ketika itu Jokowi meminta Menlu Retno untuk memfasilitasi kedua belah pihak untuk menjembatani keduanya sejak pagi hingga sore. Namun hal tersebut gagal karena sulit, dan mungkin ini pertama kalinya dalam sejarah 29 tahun pertemuan tahunan APEC gagal meghasilkan pernyataan bersama karena sama sama tidak mau mengalah.

"Sehingga ke depannya ekonomi dunia masih mengalami ketidakpastian," tutur Jokowi.

Meski begitu, Jokowi masih menaruh harapan persaingan perang dagang tersebut akan selesai pada pertemuan G20 nanti. Meski ia agak pesimis hal tersebut akan terjadi namun ia akan tetap berharap perang dagang akan usai. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik