Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
NILAI tukar rupiah pada perdagangan sesi II Jumat (5/10), merujuk pada Bloomberg kembali tertekan 0,06% pada level 15.187,5 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di 15.179. Sementara berdasarkan RTI nilai tukar rupiah terpantau melemah 27 poin di level 15.177 (-0,18%).
Menurut Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah memasang harga pada 15.182 dan pada investing rupiah berada pada level 15.190,8 melemah 33 poin (-0,22%)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui terkait perkembangan rupiah tentu saja dipengaruhi sentimen risk on maupun risk off.
“Memang dalam beberapa hari terjadi sentimen risk off meningkat, sebagai akibat dari kenaikan imbal hasil obligasi AS atau US treasury bonds 10 tahun, yang memang cukup tinggi menjadi 3,23%. Mengantisipasi dari hasil survei kemungkinan pertumbuhan lapangan kerja di AS di atas ekspektasi,” ujar Perry di Masjid Bank Indonesia, Jumat (5/10).
Risk on merupakan sikap optimistis pelaku pasar terhadap prospek kondisi perekonomian, dimana mereka akan menempatkan portofolio atau dana di instrumen finansial negara berkembang yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.
Sementara Risk off sebaliknya. Pelaku menghindari risiko dengan menarik dana mereka dari bursa saham negara berkembang dan bermain di mata uang yang menjual imbal hasil lebih tinggi.
Pertumbuhan lapangan kerja di AS menunjukkan kondisi ekonomi mereka memang menguat. Dalam kondisi ini, kata Perry, investor global tentu saja lebih memilih investasi di sana.
“Ketegangan perdagangan AS dan Tiongkok terus berlangsung dan faktor geo politik di Eropa dan tempat lain memepengaruhi nilai tukar rupiah,”
Perry meyakinkan bahwa Bank Indonesia akan terus berada di pasar. tidak hanya memantau tapi juga melakukan langkah stabilisasi yang diperlukan sesuai dengan mekanisme pasar.
“Menjaga agar suplai demand begerak di pasar valuta asing,” tukas Perry.
Terpantau sejak awal minggu bulan Oktober, telah terjadi aksi jual sebesar Rp1,64 triliun. Sampai Jumat (5/10) siang pun terpantau pelaku pasar telah melepas dana mereka di pasar saham sebesar Rp516,65 miliar. Ini membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) terseret -0,35% atau 19,91 poin di level 5736,70. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved