Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut baik inisiatif pelaku usaha, dalam hal ini PT Adaro Indonesia dan para mitra kerjanya yakni PT Pertamina, PT Pama Persada, PT Bukit Makmur Mandiri Utama dan PT Saptaindra Sejati, yang mendeklarasikan komitmen peningkatan transaksi rupiah dalam seluruh proses jual beli yang dilakukan.
Ani, begitu sapaan akrabnya, mengatakan memang sudah semestinya berbagai transaksi yang murni dilakukan antarpelaku usaha di Indonesia dilakukan dalam bentuk mata uang dalam negeri.
Langkah itu akan mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan dollar AS sehingga menciptakan keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
Kendati demikian, beberapa eksportir, tidak dimungkiri masih akan membutuhkan mata uang asing itu untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam rangka pembayaran transaksi dengan pelaku usaha mancanegara.
"Itu tetap kita hormati secara penuh. Bank Indonesia juga mengatakan hal itu penting untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap Indonesia," tuturnya.
Pada intinya, kebijakan dan upaya yang bersifat fleskibel sangat dibutuhkan dalam menghadapi dinamika perekonomian global. Situasi yang tidak menentu dalam beberapa waktu terakhir, lanjut Ani, membuat pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat harus melakukan berbagai penyesuaian, salah satunya seperti yang dilakukan Adaro Indonesia dan empat mitra kerjanya.
"Penyesuaian dan fleksibilitas adalah inti dari keseluruhan cara untuk tetap dapat mengelola ekonomi yang baik di tengah dinamika yang meningkat. Kalau kita lihat dari sisi harga minyak, moneter, fiskal, perdagangan, semua itu semua menggambarkan dinamika sedang terjadi dalam level global," paparnya.
Namun, Ani melanjutkan, berbagai shock atau perubahan itu tidak perlu disikapi dengan kepanikan yang berlebih. Hanya perlu sedikit sentuhan penyesuaian yang bersifat fleksibel, ia yakin semua bisa ditangani dengan baik.
"Kami, bersama BI dan Kemenko Perekonomian, terus memperbaiki koalisi untuk memberikan insentif bagi para eksportir yang mengonversikan devisa hasil ekspor (DHE). Sekarang sedang dalam pembahasan final terkait insentif dalam bentuk pengurangan PPh dari bunga yang diperoleh. Itu sekarang bisa dibuat fleksibel yaitu dalam bentuk tidak perlu harus apa yang disebut fortunity untuk mendapatkan klaim dari insentif itu," jelasnya.
Berbagai penyempurnaan kebijakan itu akan membuat masyarakat semakin percaya bahwa pemerintah bersama BI akan terus mampu menjaga stabilitas ekonomi di Tanah Air. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved