Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Konverter Kit LPG 3 Kg Untungkan Nelayan Kecil

MI
28/9/2018 07:30
Konverter Kit LPG 3 Kg Untungkan Nelayan Kecil
(Dok. SKK Migas)

GELAP masih membungkus wilayah Lombok Timur subuh itu. Udara dingin terus berputar menyelinap menusuk tulang. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat Said (46), yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan di Kelompok Nelayan Ingin Maju, Desa Gunung Malang Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sudah menjadi kebiasaan masyarakat kampung nelayan Lombok Timur untuk melakukan aktivitas menangkap ikan di waktu subuh. Sebelum matahari merangkak naik, Said dan para nelayan lainnya sudah bergerak ke laut. Berbekal jala serta peralatan sederhana lainnya, para nelayan kapal kecil bertarung dengan ganasnya gelombang.

Mesin kapal yang sederhana nyatanya membuat jangkauan kapal Said dan kelompok nelayan ini menjadi terbatas. Keterbatasan jangkauan kapal berbanding lurus dengan hasil tangkapan para nelayan ini. Untuk sekali berlayar dari subuh hingga siang rata-rata dibutuhkan 5 liter Bensin (Premium). Bagi para nelayan, biaya pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut cukup besar.

Namun ada yang berbeda sejak setahun belakangan. Sejak Pemerintah c.q. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) memberikan bantuan tabung LPG 3 Kg dan Converter Kit (Konkit) pada tahun 2017, daya jangkau para nelayan kapal menjadi lebih jauh. Hal ini berbanding lurus dengan hasil tangkapan yang semakin banyak.

"Dulu beli 5 liter BBM, sekarang cukup satu tangki (tabung) daya jelajah kita agak jauh," imbuh Said.



Hal senada juga diungkapkan Lalu Suprijadi (56) yang sehari hari bekerja sebagai nelayan di Dusun Padak Sia, Desa Seruni Mumbul, Kec. Pringgabaya, "Konkit ini sangat berguna bagi kelompok nelayan kami. Kalau dulu kami memakai BBM mecapai 45 ribu satu hari penggunaanya, kalau pakai gas (tabung LPG 3 Kg) bisa mencapai 2 hari. Perbedaanya sangat jauh sekali," ungkap Lalu.

Pengurangan biaya bahan bakar yang dinikmati nelayan setelah menggunakan LPG mencapai Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per hari atau minimal Rp 900.000 per bulan. Dengan penghematan ini, nelayan kecil dapat menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi.

Haerudin (50) Nelayan Kelompok Ingin Mau Desa Gunung Malang Kec. Pringgabaya mengungkapkan "Kami bersyukur dan berterima kasih betul-betul kepada KESDM. Paling tidak dalam satu hari satu malam kami bisa menabung 5 sampai 10 ribu paling minimnya. Alhamdulilah anak bisa lanjut sekolah, ada juga yang pergi melamar kerja."
Selain mampu meningkatkan kesejahteraan, menurut Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, KESDM, penggunaan Konkit BBM ke LPG untuk nelayan kecil merupakan solusi penyediaan energi alternatif ramah lingkungan.

"Penggunaan konkit tidak hanya membantu mengelola ekonomi masyarakat nelayan menjadi lebih sejahtera, tetapi juga mampu mengurangi emisi gas karbon monoksida/gas buang, mengurangi kerusakan terumbu karang." imbuh Djoko.

Dasar hukum program ini adalah Peraturan Presiden Nomor 126 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG Untuk Kapal Perikanan Bagi Nelayan Kecil. Penetapan daerah tertentu penyediaan dan pendistribusian LPG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil, dilakukan Menteri ESDM setelah mendapatkan pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan (Menteri Kelautan dan Perikanan).

Seperti diungkapkan Djoko, tahun 2017, Provinsi NTB mendapat 2.165 paket dengan rincian wilayah Lombok Barat sebanyak 165 paket dan Lombok Timur sebanyak 2.000 paket.

Djoko menambahkan, reali­sasi hingga tahun 2017, telah dibagikan sebanyak 22.554 unit di 38 kabupaten/kota. Sedangkan untuk tahun 2018, rencananya akan didistribusikan 25.000 unit di 55 kabupaten/kota yang termasuk dalam 19 provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Bali, NTB, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Paket perdana konverter kit yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak berbahan bakar bensin, tabung LPG 3 Kg sebanyak 2 unit beserta isinya, konverter kit berikut aksesorisnya (reducer, regulator, mixer, dll) serta as panjang dan baling-baling.

Nelayan yang menerima paket perdana, harus memenuhi kriteria yaitu pemilik kapal dengan berat di bawah 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, daya mesin kurang dari 13 HP, jenis alat tangkap yang ramah lingkungan serta belum pernah menerima bantuan sejenis.

"Kami mendapat satu buah mesin, dua buah tabung sama regulatornya semua lengkap," imbuh Haerudin.

Kementerian ESDM c.q. Ditjen Migas menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk melaksanakan program ini di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Program ini juga merupakan wujud kepedulian Pemerintah terhadap nelayan.

"Harapan kami mudah-mudahan Pemerintah dapat memberikan masyarakat kami yang belum dapat," pungkasnya (QQ).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya