Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Rupiah Melemah, Mantan Mendag: Momentum Tingkatkan Ekspor

Nur Aivanni
08/9/2018 14:18
Rupiah Melemah, Mantan Mendag: Momentum Tingkatkan Ekspor
Mantan Mendag yang juga Ketua Dpp Partai NasDem Rachmat Gobel (kanan) bicara dalam diskusi rupiah di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (8/9).(Mi/ADAM DWI)

MANTAN Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk bisa menggenjot ekspor.

Dengan begitu, kata dia, pemerintah tidak hanya berupaya untuk memperkuat nilai tukar rupiah, tetapi juga mendorong industri dalam negeri bisa berkembang.

"Dengan rupiah yang melemah ini dimanfaatkan untuk menaikkan ekspor. Untuk itu, panggil lah asosiasi yang berorientasi ekspor, bagaimana mereka bisa dibantu," kata Gobel dalam diskusi Perspektif Indonesia: "Bisakah Bersatu Menghadapi Krisis Rupiah?" di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (8/9).

Ia pun mendukung langkah pemerintah yang menarikkan tarif pajak penghasilan (PPh) terhadap 1147 barang konsumsi impor yang telah dirilis pada Rabu (5/9). 

"Ada baiknya (kenaikkan tarif PPh impor), justru (harus) disertai dengan mendorong industri dalam negerinya tumbuh," katanya.

Wakil Ketua Umum KADIN Suryani SF Motik pun menyampaikan hal senada. Menurutnya, dalam kondisi gejolak ekonomi global saat ini ekspor harus digenjot. 

"Memang ini kesempatan untuk ekspor. Karena pemerintah kan kasih tarif nih (tarif PPh impor hingga) 10%, walaupun ini enggak akan menyembuhkan," ujarnya.

Menurutnya, jika pemerintah mau mengembangkan potensi UKM yang ada di tanah air, itu akan berdampak besar sekali bagi perekonomian negara. 

"Ada dua potensi, potensi untuk ekspor dan potensi lokal," katanya.

Untuk mengembangkan UKM tersebut, kata Suryani, pemerintah memiliki andil yang besar. Pemerintah harus bisa menyediakan pasar bagi pelaku usaha tersebut. Kalau hanya mengharapkan UKM bisa berjalan sendiri tanpa bantuan pemerintah, katanya, itu tidak lah mungkin.

"Kalau pengusaha itu, yang penting pasar disediakan, pasti akan tumbuh. Misalnya, APBN/APBD itu pakai produk dalam negeri. Di beberapa daerah, misalnya, ada pemda yang mewajibkan seragam batik dua kali seminggu. Batik itu diambil dari UKM lokal. Mulai dari pemerintah coba kasih pasar dalam negeri, pakai produk dalam negeri," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya