Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Ganjil Genap Gerus Jumlah Pengunjung Mal

Haufan Hasyim Salengke
01/9/2018 15:30
Ganjil Genap Gerus Jumlah Pengunjung Mal
(ANTARA/YUDHI MAHATMA)

PERLUASAN penerapan sistem ganjil genap hingga ke jalan-jalan paling inti di Jakarta memengaruhi tingkat kunjungan di pusat-pusat perbelanjaan di Ibu Kota.

Penasihat Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo), Handaka Santosa, mengatakan kebijakan perluasan ganjil genap memukul usaha ritel.

Iya ada penurunan sekitar 10-20% Saya sebagai pelaku ritel atau mal merasakan hal itu bahwa kami sudah mengalami penurunan ini. Apa lagi ganjil genap diberlakukan hingga Sabtu dan Minggu," ujar Handaka kepada Media Indonesia, Sabtu (1/9).

Mantan CEO Senanyan City itu meminta pemerintah untuk bijaksana dalam memutuskan dan menerapkan kebijakan. Salah satunya dengan cara mengajak kalangan pelaku usaha untuk berdialog.

Ia juga mengingatkan bahwa sektor retail memberikan pengaruh besar pada kondisi ekonomi Indonesia. Artinya buruknya performa sektor ini akan memengaruhi pergerakan ekonomi nasional.

Terkait hal ini, Handaka mengaitkan dengan situasi pertumbuhan ekonomi Indonesia--BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,27%--yang melambat.

"Karena saya melihat pertumbuhan ekonomi kita sekarang di lima koma sekian persen. Padahal dalam hal ini hampir 60% didukung oleh konsumsi domestik, bukan oleh ekspor atau investasi. Tetapi lebih kepada konsumsi domestik yang di dalamnya salah satunya sektor ritel kita ini," terang Handaka.

"Ini yang harus dijaga karena setiap penjualan ritel itu kan tergantung pajak pertambahan nilai (PPN). Kalau penjualan retail turun maka income pemerintah dari PPN yang cukup besar tentu turun dong," kata dia.

"Nanti kalu income secara total dalam sebulan turun PPh Badan atau PPh perusahan juga turun," ujar Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) itu.

Dampak atau situasi itu, kata dia, akan semakin sulit karena nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sedang melemah atau tidak kompetitif.

"Bisa dibayangin nggak apakah dalam keadaan sekarang ini di mana terjadi kenaikan nilai tukar dolar ditambah lagi dengan defisit neraca berjalan," kata Handaka.

"Kalau ini nanti setoran PPN turun apakah akibatnya sudah dipikirin belum sedangkan pangsa (ritel) terbesar ada di Jakarta," sambungnya.

Pada prinsipnya, kata dia, dunia usaha akan mengikuti apa yang diputuskan oleh pemda atau pemerintah pusat dalam pengaturan lalu lintas.

"Cuman kami mengharapkan agar pemerintah juga memikirkan akibat-akibatnya lebih jauh sebelum menetapkan," pinta Handaka.

"Kita gampang kok ikutin aja kebijakan pemerintah peduli amat. Tapi kan sebaiknya kita pikirkan baik-baik secara bersama-sama," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya