Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Semester I 2018, Prodia Cetak Pendapatan Bersih Rp712,59 Miliar

Fetry Wuryasti
31/7/2018 15:05
Semester I 2018, Prodia Cetak Pendapatan Bersih Rp712,59 Miliar
(DOK PRODIA )

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), Next Generation Healthcare Provider dengan jejaring layanan pemeriksaan kesehatan terbesar di Indonesia, mencetak pendapatan bersih sebesar Rp712,59 miliar pada semester I 2018, atau tumbuh 5,9% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp672,61 miliar.

Perseroan juga berhasil mencetak laba bersih Rp 60,86 miliar dan peningkatan EBITDA sebesar Rp96,70 miliar.

Peningkatan pendapatan bersih Perseroan ditopang oleh peningkatan pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan yang terdiri dari pelanggan individu, referensi dokter, referensi pihak ketiga dan klien korporasi.

Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter berkontribusi masing-masing sekitar 34,8% dan 32,1% kepada pendapatan Perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 19,7% dan 13,4% terhadap pendapatan Perseroan.

Total aset Perseroan semester I 2018 sebesar Rp 1,80 triliun, yang terdiri dari aset lancar Rp 1,13 triliun dan aset tidak lancar menjadi Rp 674,48 miliar.

Sedangkan, total liabilitas turun sekitar 22,54% menjadi Rp 375,77 miliar dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai Rp 485,11 miliar.

Adapun total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp 131,032 miliar dari Rp 147,11 miliar pada tahun sebelumnya. Total liabilitas jangka panjang Rp 244,74 miliar turun sebesar 27,58% dari Rp 337,99 miliar pada tahun 2017.

Total Ekuitas naik menjadi sebesar Rp 1,4 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,36 triliun. Dari sisi arus kas, Perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi per 30 Juni 2018 dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp 88,35 miliar, atau naik sebesar 107,49% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 42,58 miliar.

Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi, menerangkan bahwa Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dari kegiatan operasional.

“Kami terus berupaya meningkatkan efisiensi dari kegiatan operasional internal secara berkelanjutan. Kami berharap dapat mempertahankan kinerja yang baik sehingga kami tetap dapat memberikan nilai tambah yang berkelanjutan kepada seluruh pemangku kepentingan khususnya bagi pemegang saham,” jelas Liana, ujarnya melalui rilis yang diterima, Senin (30/7).

Per 30 Juni 2018, Perseroan telah menggunakan dana hasil penawaran umum sebesar Rp 334,37 miliar dari total dana hasil bersih penawaran umum senilai kurang lebih Rp 1,15 triliun.

Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 30 Juni 2018, sebesar Rp 202,08 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp 52,29 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp 80 miliar untuk modal kerja.

Hingga semester I 2018, Perseroan semakin memperluas jejaring layanannya ke Sorong, Bogor, Jember, dan Sukabumi. Saat ini, Perseroan telah memiliki 288 outlet di 33 provinsi dan 121 kota yang diantaranya terdiri dari 142 laboratorium klinik yang 25 diantaranya memiliki izin klinik dengan layanan wellness (Prodia Health Care), 7 specialty clinic, dan 11 hospital lab.

Perseroan juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak diantaranya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk meningkatkan kualitas layanan pemeriksaan laboratorium klinik, serta penambahan kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana dan Universitas Sebelas Maret guna mendukung pengembangan ilmu kedokteran dan biomedik. Selain itu, Perseroan juga telah menambahkan layanan Laboratorium Patalogi Anatomik yang terintegrasi dengan patologi molekuler untuk mendukung layanan precision medicine.

Laboratorium Patologi Anatomik adalah laboratorium klinik khusus yang melayani pemeriksaan sampel jaringan manusia (histopatologi), sampel cairan tubuh (sitopatologi) dan ekspresi protein pada jaringan ataupun sel manusia (Imunohistokimia). Pemeriksaan ini merupakan baku emas (gold standard) untuk diagnosis penyakit tertentu .

Tak hanya itu, Prodia juga menghadirkan layanan sitogenetik yang berfungsi memenuhi kebutuhan pemeriksaan genetik dan analisis kromosom. Kehadiran layanan sitogenetik ini juga melengkapi portfolio layanan pemeriksaan Prodia terutama pemeriksaan genetik.

Dari sisi pengembangan tes pemeriksaan terbaru, Prodia juga telah menghadirkan pemeriksaan mutasi gen EGFR ctCDNA dan ultrasensitive EGFR Mutation T790M untuk menetapkan pengobatan kanker paru, ProHealthy Gut untuk pemeriksaan kesehatan usus, ProSafe untuk pemeriksaan non-invasive prenatal testing (NIPT) yaitu pemeriksaan unggulan untuk memprediksi risiko kehamilan bayi down syndrome, serta kerjasama rujukan Analisis Telomere untuk mengetahui usia biologis manusia. (RO/X-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya