Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Media Berperan Penting dalam Promosi Silk Road Economic Belt

Rosemary Sihombing dari Tiongkok
22/7/2018 08:00
Media Berperan Penting dalam Promosi Silk Road Economic Belt
(AFP/JOHANNES EISELE)

PERANAN media massa sangat penting untuk memberikan informasi yang objektif kepada masyarakat.

Perananan itu pula yang diperlukan Pemerintah Tiongkok untuk menjelaskan The Silk Road Economic Belt kepada masyarakat dunia.

Untuk itu pemerintah Tiongkok melalui The State Council Information Office of People's Republik of China dan The Information Office of the People's Government of Xinjiang Uygur Autonomous Region, mengadakan seminar khusus untuk pimpinan media massa dari 19 negara.

"Pembangunan dan ekonomi di Xinjiang bertumbuh pesat. Sejak dulu penduduk di provinsi ini juga hidup rukun dan harmoni dalam keberagaman. Di sini dengan mayoritas penduduk muslim hidup damai dengan masyarakat nasrani, dan buddha. Ada mesjid, gereja dan budha temple," ujar Tien Wen, head of Xinjiang publicity department, pada pembukaan seminar, di Hotel Noethwest Petrolium, Urumqi,Xinjiang, Sabtu (21/7)

Tien percaya setelah mengikuti seminar dan mengunjungi beberapa tempat, media akan memberikan informasi objektif.

Hadir pula sebagai pembicara Xu Guxiang, PhD, deputy director of the Publicity Department.of the CPC Xinjiang Uygur Autonomous Region Committe.

Xu membahas sejarah proses keberagaman dan perkembangan kelompok etnik di Xinjiang.

Menurut doktor dari Law of the School of Marxism Studies of Renmin University of China itu, dengan luas 1, 66 juta kilometer, daerah otonomi Xinjiang merupakan provinsi administratif terbesar di Tiongkok. Dengan 55 kelompok etnik yang beragam budaya dan agama, mereka hidup rukun saling berdampingan.

"Kami melindungi kebebasan beragama yang dianut tiap warga/enik di Xinjiang. Itulah mengapa provinsi ini menjadi populer.

Saat ditanya isu lingkungan akibat dampak percepatan pembangunan di Xinjiang, Xu mengatakan,pemerintah Tiongkok berusaha membuat keseimbangan dan melindungi alam serta penduduk.

"Karena kami juga mempromosikan Xinjiang sebagai daerah tujuan wisata. Kami tentu harus menjaga alam, dan lingkungannya," tambah Xu.

Begitu juga saat ditanya soal terorisme, ia menjelaskan pemerintah terus mengedukasi masyarakat, jangan sampai mereka memiliki pemahaman yang sempit.

Usai seminar para delegasi langsung mengunjungi rumah sakit Chanji yang berafiliasi ke Xinjiang Medical University.

Rumah sakit yg mulai beroperasi pada 2014 itu, menawarkan dua pendekatan pengobatan, yakni western medicine dan tradisional chinese medicine.

"Tetapi tergantung pilihan dan kebutuhan pasien. Kami hanya menawarkan. Tetapi ada beberapa jenis penyakit yang harus ditangani melalui pengobatan barat. Baru kemudian untuk pemulihan melalui terapi tradisional China," jelas salah satu pimpinan RS, prof dr Hoa Wen.

Dari rumah sakit peserta workshop mengunjungi Pusat Riset dan Teknologi Pertanian Changji (Changji Agricultural Science-Technology Expo) milik departemen pertanian.

Pertemuan yg berlangsung 20-27 Juli di Xinjiang dan Beijing itu diikuti oleh perwakilan media masa yg hadir, dari Mesir, Pakistan, Swis, Kanada, Jerman,Prancis Kyrgyafan. Iran, Rusia,India, Kazakhstan,Afganistan, Banglades, Saudia Arabia, Qatar, dan Uzbekstan. (X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya