KEMENTERIAN Ketenagakerjaan bersama Yayasan Beruang Cerdas mengadakan pilot project program mentoring keuangan kepada 34 tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong.
Seluruh partisipan itu kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok belajar yang bertemu setiap pekan untuk dibimbing secara intens. Pada akhir program, tujuh peserta berhasil meningkatkan kondisi keuangan mereka dengan rata-rata Rp2 juta per peserta.
"Mereka sudah mampu membuat anggaran dan mencatat pengeluaran. Mereka memiliki tujuan dan rencana keuangan yang jelas," ujar pendiri Yayasan Beruang Cerdas Candra Chahyadi di Jakarta, Kamis (19/7).
Selama ini, Candra mengatakan sebagian besar TKI memiliki sifat konsumtif sehingga tidak bisa menabung untuk masa depan. Ketika uang sudah dikirimkan ke Tanah Air, TKI tersebut atau keluarga di rumah tidak memiliki rencana keuangan yang tepat sehingga kondisi finansial mereka tidak kunjung membaik.
"Maka dari itu mentoring tidak akan hanya kami lakukan kepada para TKI, melainkan juga kepada anggota keluarga. Dengan demikian, uang yang dikirimkan dapat ditabung atau digunakan untuk kegiatan produktif," jelasnya.
Diharapkan, ke depannya, program tersebut dapat diterapkan kepada seluruh TKI guna memperbaiki kesejahteraan mereka.
Dengan pengelolaan keuangan yang tepat, TKI tidak perlu terlalu lama bekerja di luar negeri. Para TKI bisa pulang lebih cepat dan berkumpul kembali dengan keluarga mereka.
Pada akhirnya, para TKI itu, ketika telah kembali, diharapkan dapat menjadi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah sehingga memiliki pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Dengan uang yang sudah TKI kumpulkan selama bekerja di luar negeri, kami merasa bahwa pekerjaan yang paling cocok bagi mereka adalah menjadi pelaku UMKM. Dengan begitu, mereka tidak hanya akan mengalami kondisi keuangan yang lebih baik, melainkan juga dapat turut membantu pengembangan daerah asal mereka melalui penyediaan lapangan kerja," tandasnya. (OL-4)