Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KALANGAN perbankan menghitung secara cermat besaran kenaikan suku bunga kredit yang akan dibebankan kepada nasabah.
Kenaikan suku bunga kredit akan dilakukan secara terbatas. Bank Tabungan Negara (BTN) akan menaikkan bunga kredit maksimal 25 basis poin pada Agustus mendatang. Di lain pihak, Bank Negara Indonesia (BNI) masih mencoba bertahan untuk tidak menaikkan suku bunga kredit.
"Tidak semua bunga KPR kita naikkan. Kenaikan maksimal 0,25% pada Agustus nanti," kata Dirut BTN Maryono dalam paparan kinerja di Jakarta, kemarin.
BNI masih belum mengambil keputusan untuk menaikkan suku bunga kredit. "Kami tidak bisa semata menaikkan suku bunga kredit kalau pesaing juga belum menaikkan. Kami akan melihat dulu. Untuk menjaga agar NIM sampai akhir tahun di 5,4%, kami akan menjaga cost of fund antara dana murah dan dana mahal," jelas Dirut BNI Achmad Baiquni.
Sebelumnya BI memperkirakan perbankan akan mulai melakukan penyesuaian suku bunga kredit pada triwulan ketiga tahun ini. Penyebabnya ialah adanya tekanan pada kenaikan suku bunga dana mereka sehingga perbankan memilih untuk menaikkan suku bunga kreditnya juga.
Di sisi lain, kredit perbankan pada semester I tahun ini mengalami lonjakan yang cukup baik. BTN mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 19,14% dari Rp177,4 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp211,35 triliun pada akhir semester lalu.
Pendongkrak utama kredit BTN ialah kredit perumahan yang tumbuh 19,76% atau menjadi sebesar Rp191,30 triliun.
"KPR subsidi dan nonsubsidi yang memiliki porsi lebih dari 73,5% dari total kredit keseluruhan masih menjadi penggerak utama laju pertumbuhan kredit BTN," kata Maryono.
Khusus untuk KPR subsidi, BTN sudah mendistribusikan pinjaman untuk 297.044 rumah dengan nilai Rp17,15 triliun.
Positifnya pertumbuhan kredit mengerek laba perbankan. Laba BTN tercatat bersih Rp1,42 triliun atau naik 12,01%, dipicu pendapatan bunga bersih (NII) yang terangkat 12,9%.
NII BTN juga terdongkrak dari murahnya penghimpun-an dana. DPK BTN mencapai Rp189,63 triliun atau naik 19,17% dengan komposisi giro dan tabungan masing-masing mencapai Rp48,63 triliun dan Rp39,46 triliun.
Pacu payroll
Kredit BNI pada semester I tumbuh sebesar Rp45,6 triliun atau sebesar 11,1% yoy dari posisi Rp412,18 triliun menjadi Rp457,81 triliun.
Pertumbuhan tersebut dikontribusi kredit korporasi swasta yang meningkat 11,6% yoy, terutama dikontribusi industri manufaktur, transportasi, dan kemunikasi, juga konstruksi dan perdagangan. Adapun kredit kepada BUMN tumbuh 8,6% yoy.
Kredit segmen kecil juga mencatatkan pertumbuhan yang baik yakni 14% yoy. Untuk kredit segmen medium, BNI menjaga pada pertumbuhan yakni 8,5%. Payroll loan masih menjadi prioritas BNI dalam menumbuhkan segmen konsumer.
BNI mencatatkan pertumbuhan laba bersih mencapai 16,0% dari Rp6,41 triliun menjadi Rp7,44 triliun pada semester I 2018. Pertumbuhan laba ditopang NII yang meningkat dari Rp15,40 triliun menjadi Rp17,45 triliun
"Kami optimistis kinerja baik paruh pertama 2018 tersebut akan tetap meningkat pada semester II," ujar Direktur Bisnis Ritel Bank BNI Tambok P Setyawati. (E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved