Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

RI Terkuat Keempat Se-Asia Pasifik di 2030

Windy Dyah Indriantari, Dari Sydney, Australia
18/7/2018 09:25
RI Terkuat Keempat Se-Asia Pasifik di 2030
(Dari kiri) Peneliti Asia Power Index Lowy Institute Bonnie Bley, Direktur Project Asia Tenggara Lowy Institute Aaron L Connelly, dan Direktur Program Kekuatan dan Diplomasi Asia Lowy Institute Herve Lemahieu memaparkan hasil riset Asia Power Index kepada(MI/Windy Dyah Indriantari)

INDONESIA menyimpan berbagai potensi untuk menjadi salah satu negara kuat di dunia. Sayangnya, itu belum dimanfaatkan maksimal. Demikian pendapat Lowy Institute, lembaga wadah pemikir kebijakan internasional Australia yang bekerja secara independen dan nonpartisan. Dalam riset yang dipublikasikan Mei lalu, lembaga itu menempatkan Indonesia di peringkat keempat dunia dalam indikator tren masa depan. Indikator itu memproyeksikan kekuatan ekonomi, militer, dan demografi 25 negara Asia Pasifik pada 2030.

Indonesia berada di bawah Tiong­kok, Amerika Serikat, dan India. Setelah Indonesia, terdapat Rusia, Jepang, Pakistan, Korea Selatan, Bangla­desh, dan Filipina dalam 10 besar.

Direktur Program Kekuatan dan Diplomasi Asia Lowy Institute, Herve Lemahieu, mengatakan indikator tren masa depan merupakan satu dari delapan indikator utama untuk meng­ukur kekuatan negara-negara Asia Pasifik saat ini. “Indonesia peringkat keempat dalam tren masa depan karena Indonesia masih tumbuh, lebih cepat ketimbang negara tetangga,” tutur Lemahieu ketika menerima delegasi media internasional untuk telaah Foreign Policy White Paper di Sydney, Senin (16/7).

Meski begitu, Indonesia termasuk negara dengan performa kekuatan yang lebih rendah ketimbang potensinya. Salah satu penyebabnya, kata Lemahieu, kebijakan yang berpola ke dalam alias lebih mengutamakan kebijakan domestik. “Indonesia kurang tertarik memimpin ASEAN sebagai aktor strategis dalam sudut pandang independen,” ujarnya. Selain itu, kata dia, Indonesia masih tergolong ekonomi yang mengisolasi diri, kurang terlibat dalam perdagangan dunia. Hal itu menyebabkan, salah satunya, penanaman modal asing relatif rendah jika dibandingkan dengan perekonomian secara keseluruhan. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya