Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Genjot Ekspor Perkuat Ekonomi

MI
10/7/2018 08:01
Genjot Ekspor Perkuat Ekonomi
(ANTARA/Muhammad Adimaja)

UNTUK memperkuat perekonomian domestik di tengah ketidakpastian global, pemerintah mengupayakan peningkatan ekspor, mengoptimalkan impor, dan mengembangkan substitusi impor.

Hal itu dikemukakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin (Senin, 9/7/2018).

“Pokok bahasan utama bagaimana kita memperkuat perekonomian nasional juga memberi ketenteraman bagi industri nasional atau para pengusaha untuk menjaga iklim investasi,” kata Airlangga.

Airlangga melanjutkan, Jokowi menyampaikan bahwa kita perlu mengoptimalisasi kebijakan fiskal baik berbentuk bea keluar, bea masuk, maupun harmonisasi dari bea masuk agar industri punya daya saing dan mampu melakukan ekspor.

“Pemerintah juga menjamin ke­tersediaan bahan baku dan memberikan insentif agar ekspor meningkat. Terkait investasi, pemerintah akan memberikan insentif untuk relokasi pabrik. Industri yang sudah padat karya dari Jawa Barat ke wilayah lain,” tambah Airlangga.

Di sisi lain, Kementerian Perdagangan akan mengirim tim ke AS untuk membahas kerja sama bila­teral perdagangan yang memanas beberapa hari belakangan ini.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengakui pihaknya akan melakukan negosiasi agar fasilitas generalized system of preference (GSP) Indonesia tetap dipertahankan.

Sebelumnya, AS mengancam menghentikan perlakuan khusus terhadap 124 komoditas yang diimpor dari Indonesia. ‘Negeri Paman Sam’ melakukan evaluasi terhadap sebuah sistem pembebasan bea masuk yang diberikan terhadap produk-produk Indonesia seperti kayu, tripleks, dan kapas menyusul defisit neraca dagang AS terhadap Indonesia.

Akan tetapi, Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani meng­ungkapkan sikap AS yang tengah mengevaluasi sistem pembebasan bea masuk terhadap 124 produk asal Indonesia bukan merupakan ancaman besar.

“Dari total ekspor Indonesia ke AS sebesar US$20 miliar pada 2016, yang tertolong manfaat kebijakan GSP hanya US$1,8 miliar. Jadi, tidak semua produk ekspor unggulan Indonesia memperoleh manfaat GSP dan tidak semua produk yang diberikan manfaat GSP diekspor oleh Indonesia ke AS,” tandas Shinta. (Nur/Pra/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya