Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Respons AS, RI Tunggu Momentum

MI
09/7/2018 07:43
Respons AS, RI Tunggu Momentum
MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita(Dok.MI/Galih Pradipta)

MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah masih menunggu momentum yang tepat untuk duduk bersama mendisuksikan hal-hal yang terkait dengan kerja sama dagang dengan Amerika Serikat. Ia mengatakan Indonesia secara aktif terus berkomunikasi untuk menindaklanjuti berbagai isu yang bisa memengaruhi hubungan kedua negara.

“Kami selalu komunikasi, surat-suratan. Sekarang kita lagi tunggu, mari kita duduk. Diskusi masih diatur jadwalnya, tetapi belum tahu waktunya,” ujar Enggar seusai Rakor Perumusan Strategi dan Kebijakan Menghadapi Dampak Trade War dan Kenaikan Tingkat Bunga AS di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, kemarin.

Ketegangan perdagangan antara Indonesia dan AS muncul ketika AS mengancam menghentikan perlakuan khusus terhadap 124 komoditas dari Indonesia. AS dilaporkan mengevaluasi generalized system of preference (GSP) atau sistem pembebasan bea masuk yang diberikan kepada produk Indonesia seperti kayu, tripleks, dan kapas. Langkah itu dilakukan sebab defisitnya neraca dagang AS atas Indonesi­a.

Dalam merespons itu, Kabinet Kerja pun mengorbankan akhir pekan mereka dan menggelar rakor.

Rakor dipimpin Menko Perekonomian Darmin Nasution dan dihadiri Menko Kemari­tim­an Luhut Pandjaitan, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menlu Retno Marsudi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Mendag Enggar, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.

Seusai rakor, Darmin mengatakan pemerintah menunggu hasil sidang kabinet di Istana Bogor, Jawa Barat, hari ini, untuk menentukan sikap atas perang dagang, baik antara AS dan Tiongkok, maupun yang ditujukan langsung oleh AS kepada Indonesia.

President of ASEAN International Advocacy Shanti Shamdasani meminta pemerintah mengantisipasi dampak perang dagang dengan AS. “Pemerintah harus melawan serangan itu. Salah satu yang bisa dilakukan ialah menerapkan hambatan nontarif atas produk-produk AS, seperti elektronik, kedelai, dan gandum.” (Pra/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya