Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
PERRY Warjiyo resmi menerima estafet kepemimpinan sebagai Gubernur Bank Indonesia yang sebelumnya dijabat Agus Martowardojo. Di awal masa jabatannya, Perry berkomitmen membawa Bank Indonesia menjalankan mandat secara penuh untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional yang tidak hanya pro stabilitas, melainkan juga pro growth.
"Saya akan membawa Bank Indonesia untuk secara penuh menjalankan mandatnya menjaga stabilitas ekonomi nasional. Secara khusus terkait inflasi dan nilai tukar rupiah. Tentu saja dalam menjaga itu saya tetap memposisikan (diri) mendukung upaya pertumbuhan ekonomi yang pro growth," ujar Perry usai pelantikan di Mahkamah Agung, Kamis (24/5).
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, Bank Indonesia mengacu pada lima instrumen prioritas. Salah satu instrumen ditujukan untuk menjaga stabilitas ekonomi melalui kebijakan moneter. Sedangkan empat instrumen lainnya mencakup relaksasi kebijakan makroprudensial dengan mendorong sektor perumahan sebagai leading sector.
Instrumen lain menyasar pada percepatan pendalaman pasar keuangan, terutama pembiayaan infrastruktur. Dalam hal ini, dia menyoroti pemanfaatan sekuritas obligasi sebagai pembiayaan alternatif dengan tetap berkoordinasi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan.
“Selain itu, untuk mendukung ekonomi pro growth melalui kebijakan sistem pembayaran sebagai strategi ekonomi nasional dan keuangan digital. Baik dari Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), Bantuan Sosial (Bansos), maupun pengembangan teknologi finansial,” imbuh pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah.
Lebih lanjut, Perry mengungkapkan instrumen lain sebagai kebijakan pro growth ialah memperkuat akselerasi keuangan ekonomi dan syariah. Mulai dari kampanye gaya hidup sebagai pengembangan industri halal, pengembangan sektor syariah, hingga riset dan edukasi.
Perry pun menyatakan telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk berdiskusi terkait dinamika ekonomi nasional. Pemerintah dan Bank Indonesia, kata dia, bersepakat memperkuat koordinasi dalam rangka menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tidak kalah penting koordinasi untuk mengakselerasi pertumbuhan sektor riil, termasuk mengurangi defisit transaksi berjalan (CAD).
“Presiden Joko Widodo menekankan agar Bank Indonesia menjunjung independensi dalam menjalankan mandatnya. Kami juga meletakkan konteks interdependensi bahwa kebijakan Bank Indonesia bagian dari kebijakan ekonimi nasional. Begitu juga koordinais dengan OJK untuk menguatkan stabilitas sistem keuangan. Dalam jangka pendek ini kami akan memperkuat stabilitas dan mendorong ekonomi, serta mengurangi defisit transaksi berjalan,” pungkasnya.(X-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved