Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Kementan Prihatin Anjloknya Harga Gabah

31/1/2018 09:15
Kementan Prihatin Anjloknya Harga Gabah
(ANTARA/YULIUS SATRIA WIJAYA)

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan), Senin (29/1), melakukan panen raya di lahan rawa seluas 2.238 hektare yang ada di Desa Saleh Makmur, Kecamatan Air Saleh, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Akan tetapi, saat panen dilakukan, harga gabah kering panen (GKP) di daerah tersebut justru anjlok Rp1.300/kg. Harga GKP sebelum adanya panen mencapai Rp5.500/kg, tapi saat ini menjadi Rp4.200/kg.

Penurunan yang drastis tersebut menjadi sorotan dan membuat miris Ketua MPR Zulkifli Hasan serta Ketua DPR Bambang Soesatyo yang juga berada di lokasi bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Bambang mengatakan harga GKP yang berada di bawah Rp5.000 sangat tidak baik secara psikologis, khususnya bagi petani. Karena itu, ia meminta Satgas Pangan untuk menginvestigasi terkait dengan harga beras yang sempat melonjak tinggi tapi tiba-tiba anjlok tersebut. Ia tidak ingin ada mafia pangan yang sengaja menimbun hanya untuk mendapatkan untung.

Sementara itu, Amran mengatakan dari seluruh lahan yang panen pada Januari-Maret itu berpotensi menghasilkan beras sekitar 750 ribu ton. Dengan konsumsi masyarakat sekitar 140 ribu ton, ada surplus 610 ribu ton beras.

"Saat ini kita hanya kekurangan dari stok minimal itu 150 ribu ton, biasanya Bulog serap 400 ribu-600 ribu ton per bulan. Artinya seminggu-dua minggu saja sudah selesai," ucapnya.

Akan tetapi, ia juga menyesali harga GKP yang turun drastis selama seminggu terakhir saat panen berlangsung. Turunnya harga GKP itu terjadi dari Rp600/kg di Jatim, lalu Rp700/kg di Jateng, hingga Rp1.300/kg di Sumsel. "Kalau kita kalkulasi, 40 juta panen padi di panen puncak turun Rp1.000 sama dengan kerugian Rp40 triliun bagi petani," cetusnya.

Anehnya, kata Amran, penurunan harga yang drastis tersebut hanya terjadi di tingkat petani, sedangkan di tingkat pedagang rata-rata hanya turun Rp300 atau 3%. Ia pun meminta Satgas Pangan untuk menyelisik anomali tersebut. (Nyu/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya