Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI) membukukan laba bersih sebesar Rp29,04 triliun sepanjang 2017 atau tumbuh 10,7% jika dibandingkan dengan di 2016.
Hal tersebut tidak lepas dari kontribusi penyaluran kredit BRI yang tumbuh hingga double digit atau berada di atas rata-rata industri perbankan nasional.
"Penyaluran kredit BRI secara konsolidasi hingga akhir Desember 2017 sebesar Rp739,3 triliun atau tumbuh 11,4% ketimbang penyaluran kredit pada posisi akhir Desember 2016 yang mencapai Rp663,4 triliun," ungkap Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo dalam jumpa pers paparan kinerja perseroan 2017 di Jakarta, kemarin.
Haru menjelaskan penyaluran kredit BRI secara konsolidasi hingga akhir Desember 2017 mencapai Rp739,3 triliun atau tumbuh 11,4% jika dibandingkan dengan penyaluran kredit pada posisi akhir Desember 2016 yang mencapai Rp663,4 triliun.
Menurut dia, penyaluran kredit BRI masih didominasi kredit kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mencapai 74,6% dari total portofolio kredit BRI.
"Ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo, yakni perbankan diharapkan menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik dan terus memberdayakan para pelaku usaha mikro dan kecil," ujar Haru seperti dikutip dari Antara.
BRI juga menargetkan porfotolio kredit UMKM terus meningkat hingga mencapai 80% dari total keseluruhan kredit BRI.
Loan to deposit ratio (LDR) konsolidasian BRI pun berada pada kisaran 87,8%.
Ia melanjutkan secara konsolidasi penyaluran kredit BRI sebesar Rp739,3 triliun dan masih didominasi penyaluran kredit mikro yakni sebesar Rp239,5 triliun, kredit konsumer Rp114,6 triliun, kredit ritel dan menengah Rp197,8 triliun, serta kredit korporasi Rp187,4 triliun.
Bank BRI juga tetap prudent, dengan mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan.
Hal itu tecermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross konsolidasian pada akhir Desember 2017 sebesar 2,2% atau di bawah rata rata industri perbankan nasional.
Bank BRI juga berhasil menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp69,4 triliun kepada lebih dari 3,7 juta debitur baru selama periode Januari hingga Desember 2017.
Dari jumlah KUR yang disalurkan tersebut, sebesar 41% telah digunakan untuk sektor produktif.
Aset naik
Haru melanjutkan penyaluran kredit BRI yang tumbuh double digit selaras dengan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Tercatat, per akhir Desember 2017 DPK BRI secara konsolidasi sebesar Rp841,7 triliun atau tumbuh 11,5% (yoy).
Dana murah (CASA) pun masih nendominasi DPK BRI dengan proporsi mencapai 59%.
Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko BRI Donsuwan Simatupang menambahkan, faktor lain yang mendorong kinerja BRI ialah perolehan fee based income (FBI) yang tumbuh 13,2% (yoy) dari Rp9,2 triliun di akhir 2016 menjadi Rp10,4 triliun di akhir 2017.
Selain itu, kata Donsuwan, aset perseroan secara konsolidasi pun ikut terkerek naik dari Rp1.003,6 triliun di akhir 2016 menjadi Rp1.126,2 triliun di akhir 2017 atau tumbuh sebesar 12,2%.
BRI optimistis pada 2018 kredit mampu tumbuh sebesar 10%-12% dengan fokus utama tetap pada pemberdayaan UMKM. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved