Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Multitantangan Unik di Tahun Politik

Ghani Nurcahyadi
23/1/2018 06:25
Multitantangan Unik di Tahun Politik
(MI/AGUNG WIBOWO)

BARU pada tahun ini industri properti Tanah Air mesti menghadapi enam tantangan sekaligus.

Selain tahun politik dengan pilkada serentak pada 2018 dan pemilu legislatif-presiden pada 2019, ada tantangan dari penurunan daya beli masyarakat, perlambatan pertumbuhan industri properti, disrupsi digital, generasi milenial, dan serbuan pengembang asing, terutama dari Tiongkok.

"Keenam tantangan tersebut menjadi kondisi unik bagi industri properti Tanah Air karena baru pertama kali terjadi secara bersamaan," ujar Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung dalam diskusi Property Outlook 2018: Menebak Arah Industri Properti di Tahun Politik di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (17/1).

Terkait dengan tantangan politik, Untung menilai hal tersebut tidak akan terlalu berpengaruh banyak.

Ia yakin tahun politik kali ini tidak seekstrem seperti pilkada DKI Jakarta.

Untung lebih melihat lima hal lain yang lebih menantang.

Sekarang mulai merangkak naik harga properti, tapi dibayangi menurunnya daya beli masyarakat.

Pasalnya orang kini lebih memprioritaskan menabung ketimbang membeli barang.

Ditambah lagi generasi milenial yang mencapai 40% dari target pasar industri properti saat ini lebih hobi membelanjakan uang untuk kebutuhan yang bersifat belanja pengalaman alih-alih barang.

Di sisi lain, pengembang lokal perlu mempertimbangkan langkah antisipasi terhadap ekspansi pengembang asing.

"Meskipun begitu, pengembang masih terus meluncurkan produk pada tahun ini. Tahun politik, seperti saya bilang tadi, tidak akan terlalu berpengaruh karena melihat data pada saat pemilu-pemilu sebelumnya. Penurunan justru terjadi pada saat Lebaran, bukan karena pemilu," ucap Untung.

Luar biasa

Optimisme terkait dengan industri properti di tahun politik juga diungkapkan Wakil Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Bidang Perundang-undangan dan Regulasi Properti Ignesjz Kemalawarta.

Industri properti diperkirakan masih akan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini.

"Dua pemilihan umum yang prosesnya mulai tahun ini merupakan kondisi yang cukup luar biasa. Tapi masih ada peluang untuk tumbuh di atas 5,5% pada tahun ini," cetusnya.

Direktur Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik Puji Agus Kurniawan pun sepakat bahwa sejumlah indikator akan mampu mendorong pertumbuhan industri properti.

Apabila ditambah dengan suku bunga rendah dan inflasi terjaga, Puji optimistis industri properti mampu bertahan.

"Kami dari BPS memang tidak bisa memprediksikan secara langsung. Tapi bila dilihat tahun ini, anggaran untuk pembangunan tetap menjadi prioritas. Bahan untuk sektor perumahan mengalami kenaikan. Mudah-mudahan tahun politik tidak berpengaruh pada variabel ekonomi makro sehingga perekonomian terjaga," katanya.

Di sisi lain, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Sri Noerhidajati berpendapat bahwa sebanyak 22,5% masyarakat masih memilih properti sebagai instrumen investasi pilihan berdasarkan survei BI pada Oktober 2017.

Hal itu didorong stigma yang menyebutkan harga properti akan selalu naik dan tak pernah turun. (S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya