Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PELAKSANA Tugas Direktur Jenderal Migas Ego Syahrial mengatakan skema bagi hasil antara pemerintah dan investor migas atau gross split mendapat sambutan positif.
Ego Syahrial sebagaimana dikutip Antara menyampaikan bahwa capaian tersebut memberikan sinyal positif terhadap kegiatan pemerintah, terutama kegiatan lelang wilayah kerja (WK) migas eksplorasi dengan skema gross split.
"Ini memberi sinyal positif terkait kegiatan pemerintah terkait PP Nomor 53 Tahun 2017. Begitu pun dengan peraturan menteri (permen) yang telah diterbitkan, hasilnya seperti itu. Jadi sinyalemen selama ini yang mengatakan bahwa sistem gross split hanya cocok untuk WK perpanjangan ternyata tidak juga. Ini terbukti untuk WK baru atau WK eksplorasi, dari tujuh yang ditawarkan, lima WK diminati," jelas Ego.
Dari sektor hulu, pemerintah memperkenalkan skema production sharing contract (PSC) gross split yang diminati investor. Hal tersebut jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan lelang blok migas pada 2015 dan 2016 dengan skema cost recovery yang tidak ada peminat.
Pemerintah juga menerbitkan peraturan pemerintah (PP) yang di antaranya mengatur tentang insentif perpajakan PSC cost recovery, yakni PP Nomor 27 Tahun 2017, dan insentif perpajakan PSC gross split, yakni PP Nomor 53 Tahun 2017.
Kedua PP tersebut mengatur bahwa kegiatan eksplorasi migas bebas perpajakan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan investasi di kegiatan hulu migas. Terkait dengan pengalihan pengelolaan wilayah kerja (WK) Mahakam ke PT Pertamina (persero), pemerintah mematok target agar produksi dipertahankan atau bahkan ditingkatkan dengan biaya operasi yang lebih efisien.
Produksi rata-rata minyak dan gas bumi Blok Mahakam pada 2017 ialah 52 ribu barrel oil per day (bopd) minyak dan kondensat, serta 1.351 million standard cubic feet per day (mmscfd) gas. (Cah/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved