Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PERTEMUN Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) yang dijadwalkan pada Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali, mungkin dipindah ke Jakarta. Perubahan lokasi itu terkait dengan kondisi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem yang belum normal. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Jakarta merupakan salah satu lokasi yang paling memungkinkan untuk menggelar acara IMF-BW karena akses dan transportasi yang mudah dijangkau.
"Kalau opsi yang jelas mampu menangani ya cuma Jakarta kan. Enggak ada yang lain kalau sekian ribu orang yang datang," ujar Luhut di Kantor Kemenko Bidang Kema-ritiman, Jakarta, Senin (25/9). Meski demikian, Luhut masih menunggu laporan kondisi terakhir Gunung Agung dan berharap acara masih dapat digelar di Bali.
Selain itu, rencana pemindahan lokasi juga harus dikoordinasikan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
"Kita belum putuskan, harus bicara dulu sama Pak Agus (Gubernur BI) dengan Bu Ani (Menteri Keuangan), meskipun kemarin perwakilan mereka ada juga yang sudah ikut. Tapi saya ingin ketemu sama mereka dulu, bagaimana. Atau kita tunggu dulu dalam dua minggu ke depan, apa yang terjadi. Karena kita belum tahu," ungkap mantan menko polhukam itu.
Sebelumnya, Luhut dalam rapat nasional persiapan pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, beberapa waktu lalu, mengatakan pertemuan IMF-WB yang dijadwalkan pada Oktober 2018 di Bali akan mendongkrak ekonomi daerah setempat, termasuk menggerakkan sektor usaha kecil menengah. Pertemuan IMF-WB yang direncanakan digelar di Pulau Dewata itu akan dihadiri 15 ribu orang dari 189 negara yang bergerak di sektor UKM, akomodasi perhotelan, dan restoran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved