Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
WAKIL Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa pengembangan mobil beremisi rendah, seperti mobil listrik atau mobil hybrid menjadi tantangan bagi pemerintah saat ini. Untuk itu, pemerintah akan mengatur tentang kebijakannya.
"Pengembangan mobil listrik, mobil hybrid itu merupakan suatu tantangan dan juga harus dijalankan dengan sebaik-baiknya," kata JK saat memberikan sambutan dalam acara Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 di ICE, BSD, Jumat (11/8).
Pengembangan mobil beremisi rendah seperti mobil listrik, dikatakan JK, tentu akan membutuhkan penyediaan tenaga listrik yang besar. Namun, sambungnya, hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, pemerintah akan membangun sekurang-kurangnya 35 ribu megawatt tiap lima tahun.
"Jadi tantangan sumberdaya listriknya, Anda bayangkan kalau tiap malam dua juta mobil yang di-charge itu berapa megawatt yang dibutuhkan. Belum lagi 250 juta handphone di-charge pada saat yang sama. Tentu kebutuhan listriknya akan melonjak luar biasa di waktu malam hari," tuturnya.
Pemakaian mobil beremisi rendah, kata JK, diharapkan bisa mencapai 20% pada 2025 nanti. Adapun pengembangan industri mobil beremisi rendah tersebut akan diserahkan kepada pihak swasta.
"Swasta dong. Pemerintah tidak punya konsep itu. Karena ini teknologinya kan harus standar internasional," ucapnya.
Ketua Gaikindo Yohanes Nangoi mengatakan bahwa sektor otomotif yang bergantung pada penggunaan bahan bakar dan menghasilkan polusi dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan.
Dalam menghadapi tantangan itu, sambungnya, banyak negara sudah menerapkan peraturan untuk membatasi bahan bakar dan emisi.
"Sebagai dampaknya, produsen mobil berinovasi dengan mengembangkan kendaraan masa depan, seperti kendaraan berbahan bakar gas, kendaraan hybrid, listrik dan bahkan kendaraan berbahan bakar hidrogen," terangnya.
Untuk meningkatkan tingkat produksi nasional, sambungnya, industri otomotif harus menyelaraskan teknologi kendaraannya sesuai dengan teknologi terkini. Transisi tersebut membutuhkan dukungan yang kuat baik dari pemerintah maupun swasta dalam rangka mempertahankan daya saing global dan kelanjutan industri.
"Pemerintah sebagai regulator diharapkan dapat memberikan regulasi yang tepat untuk memimpin kendaraan yang efisien. Sementara, sektor swasta dapat mewujudkan teknologi terbaru tepat guna untuk meningkatkan efisiensi kendaraan," tandasnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved