MAKHLUK hidup, termasuk kita manusia, dalam kehidupan di bumi ini memerlukan oksigen. Kita tidak dapat hidup dengan nyaman bahkan tidak bisa melakukan apa pun tanpa oksigen karena itu dibutuhkan jasmani manusia.
Semakin berkurang asupan oksigen, semakin sesak napas kita. Bahkan, akan mati. Oleh karena itu, tuntunan ilahi juga merupakan oksigen kehidupan rohani kita.
Dalam surah Al-Anfal ayat 24, disebutkan, "Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan rasul. Apabila Dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya. Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan."
Maka itu, terimalah tuntunan ilahi jika demikian tuntunan Ilahi ialah oksigen kehidupan. Sebaliknya, jika Anda tidak mengamalkan, hati Anda mati.
Bahkan, ada ayat yang lebih jelas dalam surah Al-An'am ayat 125 yang menyebutkan barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima keimanan) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit.
Ayat itu salah satu yang mengandung mukjizat. Disebutkan dahulu orang-orang belum tahu bahwa orang yang ke luar angkasa atau yang naik ke ketinggian akan mengalami sesak napas sehingga ayat ini memberikan gambaran bahwa orang-orang yang mengabaikan tuntunan ilahi bagaikan naik ke angkasa sehingga merasakan dada sesak, yakni resah dan gelisah.
Mengapa? Karena tidak ada oksigen di dalam dirinya, dalam jiwanya. Padahal, apabila tuntunan itu ada dalam dirinya, ada oksigen kerohanian. Maka itu, dia akan selalu optimis sehingga jikapun dia mengalami sesuatu yang meresahkan, segera akan sirna dengan adanya tuntunan-tuntunan ilahi tersebut. (Fer/H-2)
