Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Mengunyah makanan dengan cara perlahan dan menyeluruh dapat mencegah berbagai masalah pencernaan dan masalah kesehatan.
"Langkah pertama di sistem pencernaan adalah mengunyah, yang mengurangi ukuran makanan dan mengaktifkan kelenjar ludah untuk mengeluarkan lebih banyak air liur, “ ujar Johanna P. Salazar, MS, RDN, ahli gizi berlisensi dan pendiri Healing Nutrition.
Menurutnya air liur mengandung enzim seperti amilase dan lipase, yang masing-masing memecah karbohidrat dan lemak. Selain itu, air liur juga mengandung lendir yang membantu mengikat partikel makanan menjadi satu, dan memberikan pelumas untuk membantu menelan. Selain itu, air liur memicu produksi asam klorida di lambung, membantu lambung bersiap menerima makanan yang masuk.
"Namun, di era multitasking dengan tekanan waktu dan pola makan yang terganggu, banyak orang cenderung makan dengan cepat, tanpa berpikir panjang, atau dalam perjalanan," kata seorang praktisi kesehatan dan functional medicine, Julie Taylor, MD, MPH, seperti dikutip dari situs Real Simple.
Akibatnya, kita tidak berpikir dua kali tentang seberapa baik kita mengunyah makanan, apalagi seberapa cepat kita mengunyahnya. Selain bahaya tersedak, kurang mengunyah bisa menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan dan masalah pencernaan. Berikut beberapa dampak buruk dari mengunyah makanan dengan cara yang salah.
Mudah sakit maag.
Mengunyah memicu produksi asam klorida di lambung, sehingga membantu perut siap untuk memecah makanan. Namun jika Anda tidak mengunyah makanan sepenuhnya, tidak akan ada banyak asam klorida di perut untuk membantu pencernaan dengan baik.
"Kombinasi asam lambung yang rendah dan makanan yang tidak dikunyah dapat menyebabkan gelembung gas, yang naik ke kerongkongan, menyebabkan mulas,” kata Salazar.
Masalah pencernaan.
Kurang mengunyah adalah hal yang buruk bagi usus. Sebab, saat makanan berpindah dari lambung ke usus kecil, pankreas mengeluarkan enzim dan kantong empedu melepaskan empedu. Kedua komponen tersebut memecah makanan lebih lanjut.
Jadi, jika partikel makanan terlalu besar (karena belum dikunyah sepenuhnya), bakteri alami di usus Anda dapat memfermentasi makanan yang tidak tercerna dan berkembang biak. “Hal ini dapat menyebabkan kembung, gas, gangguan pencernaan, atau sembelit,” kata Salazar.
Nutrisi tidak Terserap
Menurut Salazar, mengunyah membantu tubuh memecah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang masing-masing disebut monosakarida, asam amino, dan asam lemak. Molekul-molekul ini diserap oleh usus kecil.
Namun jika makanan tidak dikunyah dengan cukup, karbohidrat, protein, dan lemak tidak akan dipecah sepenuhnya, sehingga menyulitkan usus kecil untuk menyerap nutrisi tersebut. (M-3)
Usus merupakan gerbang utama yang menentukan seberapa baik tubuh menyerap nutrisi, menjaga daya tahan, dan bahkan memengaruhi suasana hati.
Jamu bukan sekadar ramuan, melainkan filosofi nenek moyang yang mengedepankan keseimbangan dan harmoni antara tubuh manusia dan alam.
Banyak kasus mood buruk anak ternyata berkaitan dengan kesehatan pencernaan, bukan semata-mata pola asuh.
Kondisi Irritable Bowel Syndrome menyebabkan perubahan pola buang air besar yang tidak teratur, disertai kram perut, kembung, diare, atau konstipasi.
Gastroskopi memungkinkan dokter untuk melihat langsung kondisi dalam saluran cerna pasien dengan menggunakan selang fleksibel yang di ujungnya terdapat kamera.
Konsumsi makanan dengan kadar air tinggi disarankan untuk mencegah gangguan pencernaan, seperti sembelit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved