Menelusuri Sentra Jenang Krasikan

Pengantar: Pada 24 – 27 Juli 2023, Media Indonesia bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen PNF) PP Muhammadiyah menggelar pelatihan Reporter Cilik (Repcil). Sebanyak 26 siswa tingkat SD dan 37 siswa tingkat SMP mengikuti program ini. Setelah pelatihan, para siswa membuat berita hasil liputan masing-masing. Berikut karya tulis yang terpilih sebagai peringkat 10 besar tingkat SD:

KOTA Sukoharjo, Jawa Tengah, bukan hanya terkenal sebagai kota jamu. Kota tempat saya tinggal ini juga memiliki beragam macam makanan tradisional, salah satunya adalah Jenang Krasikan.

Jenang Krasikan telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) Indonesia pada 1 Januari 2022. Penetapan ini dapat dilihat di warisanbudaya.kemdikbud.go.id.

Kaila dan Agry adalah dua murid di sekolah ku, MI Muhammadiyah 1 Program Khusus (PK) Sukoharjo, yang penasaran dengan asal mula, rasa, dan cara pembuatan Jenang Krasikan. Aku bersama dengan Kaila dan Agry mencari informasi di internet soal daerah pembuat Jenang Krasikan dan menemukan bahwa salah satu sentranya adalah di Desa Tangkisan. Ada yang menyebut jika di sana merupakan asal Jenang Krasikan dan pembuatnya adalah Mbah Darsono.

Saat ini Desa Tangkisan dan beberapa desa di sekitarnya disebut sebagai desa wisata. Di sana terdapat bermacam produk makanan. Selain Jenang Krasikan ada juga Jenang Dodol atau Jenang Ketan.

Kami kemudian melaporkan kepada guru di sekolah, MI Muhammadiyah 1 PK Sukoharjo, tentang keinginan berkunjung ke salah satu pembuat Jenang Krasikan. Keinginan ini disetujui sekolah dan kami pun berkunjung ke salah satu pembuat Jenang pada Sabtu, 29 Juli 2023.

Kami berkunjung ke tempat produksi Jenang Krasikan dengan merek Bunga Kamboja atau disingkat BuKam. Kami bertemu dengan pemiliknya, Bu Yanti dan Pak Heri.

Aku pun bertanya mengenai awal berdirinya Jenang Krasikan BuKam. “Hampir setiap masyarakat disini bermata pencaharian sebagai pembuat Jenang Krasikan dan salah satunya adalah milik kami yang merupakan penerus generasi kedua sejak tahun 1972 sampai sekarang," kata Ibu Yanti.

Aku juga bertanya mengenai bahan dan cara pembuatan jenang itu. Ibu Yanti menjelaskan bahwa bahan-bahan pembuatnya adalah gula jawa, parutan kelapa, tepung ketan, dan air.

“Gula jawa direbus terlebih dahulu dengan air sampai mendidih, Kedua kemudian di saring lalu di masukkan parutan kelapa, setelah itu tunggu sampai membentuk karamel, Ketiga turunkan dari bara api kemudian masukkan tepung ketan aduk hingga rata, Terakhir adonan diangkat dan siap dikemas dengan kemasan yang menarik,” jelas Ibu Yanti.

Setelah itu kami pun mencoba Jenang Krasikan BuKam. Aku bertanya kepada Kaila dan Agry mengenai pendapat mereka akan rasa jenang itu.

 Kaila dan Agry berpendapat jika rasa jenang itu legit dan lembut. Selain itu jenang juga terasa “krenyes-krenyes”. Tekstur garing ini terkadang dikira berasal dari wijen. Namun, Ibu Yanti mengatakan itu berasal dari tepung ketan yang disangrai sebelumnya.

Kaila dan Agry mengatakan mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan dari kunjungan itu. Mereka dapat merasakan makanan khas yang mungkin sudah banyak dilupakan orang. (M-1)