Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Lestarikan Seni Tradisi lewat Teknologi

Faj/M-2
17/6/2023 08:15
Lestarikan Seni Tradisi lewat Teknologi
Peluncuran Exprezi Start Up Culture Tech yang fokus pada pelestarian seni pertunjukan tradisional Indonesia di Jakarta.(Dok. EXPREZI.ID)

DI era kiwari ini, teknologi menjadi salah satu cara untuk melestarikan seni tradisi. Salah satu start-up culture-tech, Exprezi, fokus pada pelestarian seni pertunjukan tradisional Indonesia dengan merilis platform tutorial tari tradisional, exprezi.id, baru-baru ini.

Founder dan CEO Exprezi Asanti Astari menjelaskan web tersebut berisikan video belajar tari dan kesenian tradisional, seperti tari Condong Legong Keraton atau pencak silat. Pengajarnya ialah para profesional yang memiliki jejak rekam panjang dalam keseniannya masing-masing.

Mereka yang berminat belajar, bisa membuat akun terlebih dulu. Setelah memilih tari yang akan dipelajari, akan muncul pemutar video disertai penjelasan singkat mengenai tarian tersebut. Selain itu, juga terdapat penjelasan mengenai instruktur tari dalam video tersebut.

Yang menarik dari platform Exprezi ialah adanya sejumlah fitur yang membantu pengguna. Di bagian bawah video, misalnya, terdapat fitur flip mirror. Itu akan memudahkan pengguna untuk menirukan tarian yang diperagakan instruktur.

"Dengan fitur mirror, kalau misalkan instrukturnya lagi menggerakkan tangan kanan, ya kita yang nonton juga tangan kanan. Jadi memudahkan pembelajaran," kata Asanti, kepada Media Indonesia, Jumat (16/6).

Ada pula fitur camera angle hingga 360 derajat yang memungkinkan pengguna untuk memilih sudut pengambilan kamera sesuai kebutuhan. Pengguna bisa melihat instruktur tari dari bagian depan, belakang, dan samping kiri-kanan.

Selanjutnya, ada fitur subtitles yang saat ini bisa diakses di bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Asanti mengungkapkan, ke depannya bakal ada subtitles dengan bahasa dari negara lain sehingga dapat menjangkau pengguna dari berbagai negara di dunia.

"Untuk yang bahasa Inggris ya pastinya untuk menjangkau orang-orang warga negara asing supaya bisa belajar dan nanti ke depannya mungkin tidak tertutup kemungkinan kita tambahin bahasa-bahasa lain, bahasa Mandarin, bahasa Arab, dan bahasa Prancis," katanya.

Fitur lainnya ialah pengguna bisa menyalakan kamera mereka dan menyandingkannya dengan video instruktur. Hal itu dilakukan untuk membuat pengguna dapat mengetahui apakah gerakan mereka pas dengan gerakan instruktur.

Fitur berikutnya ialah timestamps. Fitur itu merupakan stempel waktu yang memberi informasi kepada pengguna setiap tahapan yang diajarkan instruktur. Dengan mengklik fitur itu, pengguna bisa langsung menuju ke tahapan yang mereka inginkan.

Asanti mengutarakan sejauh ini baru ada dua masterclass di Exprezi dan dapat diakses secara gratis hingga 30 Juni 2023. Setelah masa gratis, pihaknya akan memberlakukan tarif untuk setiap kelasnya. Namun demikian, ia belum membeberkan berapa harga akses per kelas tersebut karena masih dikaji lebih lanjut.

Selanjutnya, pihaknya akan menambah kelas tari dan kesenian daerah lain, seperti tari Tortor Somba, tari Piriang, dan tari Pasambahan. Asanti mengatakan pihaknya memprioritaskan tari-tari yang masuk daftar warisan budaya tak benda UNESCO dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Nantinya, pihaknya akan menggandeng para maestro tari daerah untuk menjadi instruktur tari untuk menjaga keaslian materi.

 

Berawal dari penasaran

Menurut Asanti, ide awal Exprezi muncul ketika ia melihat tidak banyak perusahaan rintisan yang bergerak di bidang kebudayaan. Berbeda halnya dengan yang di bidang pendidikan dan pembiayaan.

Selain itu, ia melihat geliat tari dan seni tradisional ternyata masih terasa di tengah gelombang kesenian negara lain. Ia melihat kesenian tradisional selalu diikuti anak muda.

Perlu dilestarikan dan didigitalisasi. Tidak hanya sebagai arsip, tetapi juga untuk menurunkan kepada generasi berikutnya sehingga tari dan seni tradisional dapat terus eksis di tengah gelombang kesenian dan budaya dari negara lain.

Setelah meyakinkan diri, pada tahun lalu, Asanti mencoba mengeksekusi ide membuat perusahaan rintisan yang bergerak di bidang kebudayaan dengan mengajukan proposal kepada Kemendikbud melalui program Dana Indonesiana. Program tersebut merupakan program pembinaan dan pembiayaan untuk segala kegiatan yang tujuannya untuk pelestarian budaya.

"Jadi kita kemarin memang coba di-support sama Kemendikbud, lalu coba bikin prototipe. Kita harus ngerasain kayak prototipe dulu ini, media player-nya seperti apa, website-nya, dan contoh beberapa kelas," katanya.

Ke depannya, pihaknya akan mengembangkan konten kelas Masterclass untuk mencakup pembelajaran alat musik tradisional, juga wadah booking platform untuk menghubungkan murid dengan para sanggar seni dan guru privat di seluruh Nusantara.

Ia juga dengan senang hati membuka kesempatan kolaborasi baik dengan pihak pemerintah daerah, swasta, maupun individu untuk mensponsori produksi konten-konten kelas tari Exprezi Masterclass.

"Mari bersama-sama kita tidak hanya mendigitisisasi karya-karya tari Nusantara, tapi juga mempromosikannya ke masyarakat lebih luas baik di dalam maupun di luar negeri dan mendorong pelestarian budaya Indonesia dalam jangka panjang," katanya. (Faj/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya