Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Penulis yang juga musisi, Reda Gaudiamo, meluncurkan buku terbarunya, Hai Nak!. Buku tersebut dirangkai dari percakapannya dengan para pengikutnya di akun TikTok miliknya.
Dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Minggu, (5/3), diceritakan sejak Desember 2021, hampir setiap malam Reda mengunggah sepotong video di akun TikTok-nya, @reda.gaudiamo.
“Awalnya pesan itu saya tujukan buat anak saya yang jauh di negeri seberang. Saya menggunakan TikTok, supaya ia bisa menyimak kapan saja ia bisa. Ternyata pesan-pesan itu juga disimak oleh anak-anak lain yang berada di platform ini,” ujar Reda menjelaskan.
Sejak saat itu, jumlah pengikutnya terus bertambah. Saat ini pengikut atau yang biasa ia sebut sebagai ‘anak-anak virtual’ Reda telah mencapai lebih dari 390 ribu orang.
“Saya tak pernah menyangka, saya akan punya ‘anak’ sebanyak itu,” kata Reda.
Sementara itu, bagi pengikutnya, gaya penyampaian Reda terasa hangat, tidak menggurui, juga nasihat-nasihatnya dirasa sangat relate dengan semua kalangan usia. Mereka juga menyebut Reda sebagai ‘ibu virtual’ mereka.
Konten-konten TikTok Reda tersebut kemudia menarik perhatian Shira Media, sebuah penerbit asal Yogyakarta. Akhirnya buku berjudul Hai Nak! Itu terbit pertama kali pada 23 Februari lalu.
Reda mengatakan, lewat pesan-pesannya, ia ingin mengajak dan menggugah pembacanya untuk lebih memahami arti kasih sayang, kegembiraan, berani menjalani hidup dengan mengenal diri lebih baik.
Sebelum menelurkan Hai Nak!, Reda juga telah menulis beberapa buku populer. Terakhir, ia baru saja merilis buku Na Willa dan Hari-hari Ramai.
(Z-9)
Hingga Juni 2024, telah disalurkan 490 Al-Qur’an dan 13.790 buku tulis ke sekolah-sekolah dasar di wilayah Tangerang.
Buku ini bukan hanya kumpulan resep, melainkan potret kehidupan harian masyarakat Indonesia dari sudut pandang kuliner.
ASTA Index mengatasi keterbatasan metode pengukuran konvensional yang hanya fokus pada indikator makro.
Buku tersebut merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi IFSR dalam mendukung pelaksanaan MBG yang telah ditetapkan sebagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Literasi digital tak hanya mampu menggunakan perangkat tetapi juga tentang mampu mengevaluasi informasi secara kritis.
Dalam menulis buku setebal 178 halaman itu, Reza Rahadian mengakui tidak ada kesulitan berarti. Pasalnya, dia memiliki jurnal yang telah ia tulis sejak 2004.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved