Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Eliezer Naphtali Andy Anastasius Pinaria : Cara Senang untuk Marah-Marah

(Nas/M-1
12/2/2023 05:20
Eliezer Naphtali Andy Anastasius Pinaria : Cara Senang untuk Marah-Marah
Eliezer Naphtali Andy Anastasius Pinaria(MI/SUMARYANTO BRONTO)

SEBELUM masuk ke ruangan tersebut, orang diminta mengenakan helm, kacamata pelindung, dua lapis sarung tangan, juga baju coverall. Kepada mereka juga diberikan alat pemukul berupa palu godam.

Di dalam ruangan berukuran 3x5 meter itu sendiri sudah tersedia televisi tabung yang tampak sudah rusak dan barang-barang usang lainnya, termasuk botolbotol dan printer. Semua barang inilah yang bebas dipukul-pukul. Peserta diberikan waktu 30 menit untuk melampiaskan amarah dengan menghancurkan barangbarang itu.

Begitulah layanan yang ditawarkan Five Nine Service. Dijalankan oleh Eliezer Naphtali Andy Anastasius Pinaria mulai Oktober 2022, perusahaan ini terinspirasi dari bisnis rage room atau ruang pelampiasan amarah yang ada di Jepang sejak 2008 dan kemudian hadir juga di Amerika Serikat
dan Eropa.

Di Indonesia, bisnis wahana pelampiasan amarah ini sudah muncul di Jakarta sejak 2018 dan kemudian ada pula di Bali. Sementara itu, Eliezer atau akrab disapa Andy mendirikan bisnisnya di Surabaya.

“Berawal dari keresahan saya melihat temanteman di Surabaya mungkin mempunyai beban mental yang cukup tinggi. Paling enggak, orangorang itu harus tetap have fun atau menyalurkan emosinya dengan cara yang unik,” ungkapnya, saat hadir sebagai bintang tamu Kick Andy episode Jasa
Unik Hilangkan Panik, yang tayang hari ini.

Andy juga mengungkapkan bahwa Five Nine Service menggandeng startup layanan psikologi bernama Dear Astrid untuk membantu pengunjung yang membutuhkan penanganan profesional.

“Kenapa menggandeng Dear Astrid karena kekhawatiran kami ada yang marah tidak kekontrol atau nangis. Nah, itu yang sebenarnya menjadi concern, kita harus ngapain untuk pertolongan pertama,” tambahnya.

Selain itu, riset pengunjung juga dilakukan oleh Andy. Identifikasi kondisi pemain dilakukan baik sebelum bermain, saat bermain, dan sesudahnya.

“Kita melihat gelagat-gelagat yang sepertinya dia membutuhkan, seperti misalnya ada yang menangis di dalam. Halhal yang harus kita lakukan ialah menenangkan, mencoba mengajak ngobrol. Kalau udah tenang, kita menyarankan mungkin bisa ngobrol dengan profesional,” ujarnya.

Terkait barang yang digunakan untuk sasaran amarah, Andy memilih yang mudah dijangkau dan bisa kembali didaur ulang. “Barang-barang yang sudah dihancurkan ini ialah barang-barang yang akan di-recycle. Botol dan barang-barang elektronik seperti TV dan printer itu adalah barang-barang yang akan di-recycle. Jadi, sebelum buka usaha ini, saya riset tentang ini,” jelasnya.

Tarif per sesi disesuaikan dengan barang yang dipilih pengguna. Televisi berkisar di harga Rp200 ribu-Rp250 ribu, sedangkan botol mulai dari Rp15 ribu-Rp100 ribu. “Jadi botol bisa diecer satuan, dua, sampai 10,” jelasnya. Hingga saat ini, Andy sudah memiliki empat karyawan. (Nas/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya